Para UMKM Kota Bandung Tetap Harus Berinovasi agar Bertahan di Tengah Pamdemi

15 Desember 2020, 19:02 WIB
Para UMKM Kota Bandung Tetap Harus Berinovasi agar Bertahan di Tengah Pamdemi /Hendra Karunia/Bagikan Berita

BAGIKAN BERITA-Agar bisa tetap bertahan di masa pamdemi covid-19 ini pelaku UMKM diharapkan untuk tetap melakukan inovasi dan strategi produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar saat ini.

Seperti yang dilakukan oleh komunitas UMKM Benua Balantik yang didukung oleh PT Angkasa Pura dan Dinas UMKM kota Bandung mengadakan kompetisi ‘Angkasa Pura Competition 2020’.

Ini adalah kompetisi strategi dan peluang UMKM di masa pandemi yang bertujuan membangkitkan gairah semangat pelaku usaha. Bersama Dinas UMKM Kota Bandung, kompetisi berlangsung di URC UMKM Jalan Mustang, Pasteur pada 11-12 Desember 2020.

Baca Juga: Tanggapi ILC Dihentikan TVOne, Fadli Zon: Demokrasi Memang Telah Dimatikan

Para peserta dalam kompetisi ini melakukan presentasi bagaimana agar ini bisa bertahan dengan melakukan inovasi dan pengembangan produk dihadapan 3 dewan juri.

Ketiga dewan juri tersebut adalah Elnovani lusiana (dosen fikom unpad) , Bhakti desta alamsyah (CEO Best Franchise) dan endy akad buldansyah, ST (ketua jaringan pengusaha nasional kota bandung).

Dalam sambutannya, Kepala Dinas UMKM Kota Bandung, Atet Dedi Handiman mengatakan, kompetisi ini sangat membantu pelaku usaha dalam mempertahankan bisnisnya. Pandemi Covid-19 yang hampir setahun mendera Indonesia secara langsung mematikan banyak UMKM. Padahal UMKM berkontribusi pada perekonomian daerah.

Baca Juga: Terheboh, Pasangan Abad Ini Miss Kiky dan Rendy Bagai Bumi dengan Langit di Ikatan Cinta RCTI

“Adanya pandemi ini banyak UMKM yang terdampak ada sekira 80%. Omzetnya turun, bahan bakunya juga kurang, jadi sulit. Nah mungkin ada gagasan Angkasa Pura dalam masa sulit ini bagaimana UMKM ini bisa survive,” kata Atet. 

Lebih lanjut Atet mengatakan, binaan pelaku usaha dibawah Dinas UMKM Kota Bandung ada enam ribu. Dari angka tersebut, pihaknya melakukan survei dan ada dua ribu pelaku usaha yang terdampak pandemi. Dampak ini mulai dari pemasaran sampai modal.

Sementara itu selama masa pandemi banyak pelaku usaha yang bergeser jenis usahanya.

Baca Juga: Program ILC Tamat, Karni Ilyas Ungkap Alasan yang Mengejutkan

Menurutnya itu menjadi tren, mengingat kebutuhan konsumen yang juga ikut bergeser. Atet mencontohkan, selama pandemi jenis usaha yang bisa bertahan ada di sektor kuliner dan fesyen. Sedangkan yang paling terpuruk adalah kecantikan dan jasa.

“Kalau misalnya keripik nih, jadi mereka (pelaku usaha) bisa memproduksi kuliner yang meningkatkan imun tubuh. Jadi mereka bisa menyesuaikan apa yang dibutuhkan pasar,” imbuhnya.

Sementara itu, Assistant Manager of Community Development PT Angkasa Pura II Cabang Bandara Husein Sastranegara Bandung, Haryo mener, Angkasa Pura Competition 2020 menghadirkan tiga sektor usaha yang bisa dipilih peserta. Sektor tersebut adalah kuliner, perdagangan, dan industri kreatif.

Baca Juga: Mengejutkan! Karni Ilyas Pamit dari ILC dan Sampaikan Salam Perpisahan, Malam Ini Episode Terakhir

“UMKM ini kita dukung, apalagi di tengah pandemi seperti sekarang pasti mereka sangat butuh support dari luar. Kebetulan kami base-nya di Jawa Barat, cuma kali ini difokuskan dulu di wilayah kota. Ini yang pertama kali, tapi kedepannya akan terus dikembangkan supaya para UMKM ini bisa terus hidup dan bergairah,” ujarnya.

PT Angkasa Pura sendiri membina 1.150 UMKM di sebagian wilayah Jawa Barat. Jumlah tersebut, katanya, masih didominasi oleh Kota Bandung yang maka dari itu diperlukan kerja sama dengan dinas terkait.

Salah satu peserta kompetisi UMKM, Imas Soemaryani dalam kompetisi ini dia mendaftarkan masker kain sebagai materi kompetisi nya.

Baca Juga: Benarkah UAS dan Ustadz Tengku Zulkarnain Mengundurkan Diri sebagai Ulama? Cek Fakta di Sini

Imas menjelaskan, sebagai pelaku UMKM di bidang fesyen, bukan hal mudah untuk bertahan di masa pandemi.

Sama halnya dengan pelaku UMKM lainnya, Imas sempat mengalami kebingungan karena bisnisnya lesu.

“Ini yang membuat saya bertahan di masa pandemi Covid-19,”ujarnya.

Baca Juga: Manny Pacquiao Siap Naik Ring Pada Tahun 2021, Siapakah Lawannya?

Imas berinovasi mengalihkan produksi Bandung Batik Shibori (BBS) dari pakaian kondangan, acara semi formal, dan lainnya, menjadi masker.

“Saya beralih ke masker dan pakaian tidur seperti daster, karena waktu itu sudah mulai WFH. Peralihan ini membuat usaha saya bertahan dan tak ada satupun pekerja yang dirumahkan,”katanya.

Masker yang dibuat menyesuaikan prosedur masker kain. Terdiri dari tiga lapis dengan bahan kain yang nyaman dan aman, serta kemasan yang ramah lingkungan.

Baca Juga: 'Terbius', Aldebaran Makin Jatuh Hati Pada Andin di Ikatan Cinta RCTI

Selain itu, Keunikan lainnya dari masker BBS adalah motifnya yang eksklusif, beragam, dan cantik dan dikerjakan handmade dengan teknik shibori.

Shibori merupakan teknik pewarnaan kain dari Jepang yang mengandalkan ikatan dan celupan. Indonesia lebih mengenalnya dengan teknik tie die.

Imas memproduksi motifnya hanya sekali saja, sehingga masker nya menjadi premium karena hanya ada satu motif. ***

Editor: Hendra Karunia

Tags

Terkini

Terpopuler