BAGIKAN BERITA - Indonesia menjadi salah satu negara yang terdampak Covid-19. Akibat pandemi ini, perekonomian Indonesia terus menurun.
Di kuartal kedua, pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 5,32 persen. Jika di kuartal ketiga kembali minus, maka Indonesia berada dk jurang resesi.
Untuk itu, pemerintah terus berbenah guna menyelamatkan ekonomi Indonesia pada tahun 2020. Kendati demikian, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengakui bahwa upaya memulihkan ekonomi Indonesia akan berat sekali.
Baca Juga: Mengintip Pentingnya Corporate Communication di Perusahaan
Sri Mulyani mengatakan, agar terhindar dari resesi ekonomi tahun ini, tergantung dari realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga ini.
"Resesi itu definisinya itu kalau dua kuartal berturut-turut yaitu pertumbuhan year on year-nya itu negatif. Kita sudah di kuartal kedua, kita negatif 5,32%. Jadi kalau tidak ingin negatif maka pada kuartal ketiga harus dipulihkan. Memulihkan ekonomi itu sangat berat sekali," ujar Sri Mulyani, Senin (17/8/2020) dikutip Bagikan Berita dari Warta Ekonomi.
Baca Juga: Kasus Positif Corona di Indonesia Tembus 141.370 Jiwa Hingga 17 Agustus 2020
Dia melanjutkan, guna memulihkan ekonomi, Indonesia harus mampu menggenjot konsumsi dan investasi. Sebab, kedua sektor ini diketahui berkontribusi paling besar bagi pertumbuhan ekonomi.
"Dua varibel itu, yakni investasi dan konsumsi harus dipulihkan karena kedua sektor ini menyumbang besar pertumbuhan ekonomi Indonesia sebanyak 90%," jelasnya.