Network
BAGIKAN BERITA -Penyakit Diabetes atau kencing manis kini menjadi salah satu penyumbang terbesar angka kejadian di Indonesia
Penyakit diabetes juga sekarang tidak memandang usia, banyak usia produktif sekitar usia 30 tahun yang menderita penyanyi ini.
Ketua Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) Prof. DR dr. Ketut Suastika mengatakan, ada sejumlah gejala yang bisa dikenali untuk mendeteksi kondisi seseorang dengan diabetes, tetapi gejala ini tak selalu jelas.
Baca Juga: Prediksi, Susunan Pemain dan Head to Head Spanyol vs Jerman di Piala EUFA Rabu 18 November 2020
"Diabetes penyakit kronik yang ditandai peningkatan kadar glukosa darah dengan gejala klasik seperti banyak makan, banyak minum, banyak kencing dan berat badan turun. Gejala tidak selalu jelas terkadang pasien sudah jatuh pada komplikasi," kata dia dalam virtual media gathering bertema "Pantang Menyerah, Siaga Gula Darah", hasil kerja sama PERKENI dan Good Doctor Technology Indonesia, Senin.
Di sisi lain, terkadang gejala antara satu pasien dan lainnya tidak sama sehingga pemeriksaan kadar gula darah menjadi anjuran dokter. Pemeriksaan ini bisa dilakukan acak atau sewaktu-waktu, saat berpuasa, atau menjalani tes HbA1c.
Sebelumnya, Presiden Pengurus Besar Persatuan Diabetes Indonesia (PB PERSADIA) Dr. dr. Sony Wibisono menuturkan, pemeriksaan gula darah bisa dilakukan setahun sekali (jika tak ada riwayat keluarga dengan diabetes), sekaligus melakukan pemeriksaan medis menyeluruh.
Baca Juga: Jadwal Acara RCTI Hari Ini Senin 16 November :Tayang Perdana Malam Ini Indonesian Idol, Ikatan Cinta
"Kalau masih normal semua, periksa mungkin bisa 2-3 tahun sekali. Tetapi kalau sudah ada faktor risiko sedang atau berat, jangan setahun, bisa lebih rapat lagi misalkan 6 bulan atau 3 bulan sekali," tutur dia.
