BAGIKAN BERITA - Viral di TikTok video berisi ungkapan seorang pria yang membahas perempuan hanya dijadikan objek hasrat membuat geram warganet.
Video unggahan akun TikTok @dezta525 tersebut menjadi viral dan jadi perbincangan warganet karena ungkapan yang diucapkan salah satu pria dalam unggahan tersebut.
Tidak hanya viral di TikTok, video tersebut juga banyak diperbincangkan warganet di media sosial lainnya seperti twitter dan tuai berbagai komentar geram warganet.
Video TikTok akun @dezta525 tersebut dibagi menjadi tiga bagian dan video bagian ketiga yang paling membuat geram.
"Teruntuk perempuan sedikit hati-hati ya," tulis akun @dezta525 pada caption unggahan TikTok tersebut.
Pria tersebut secara terang-terangan mengungkapkan dirinya menganggap perempuan hanya sebagai objek hasrat semata.
Pemilik akun TikTok @dezta525 bertanya pada pria dengan kemeja kotak-kotak tersebut tujuan dan maksudnya mendekati perempuan saat dirinya sudah memiliki pasangan.
"Gue sih nyari yang lebih doang sih, di mata gue mah di umur gue yang sekarang ya, cewek tuh cuma objek doang, cuma buat melampiasin hasrat nafsu doang," ungkap pria tersebut.
Ia juga menegaskan, tidak ada tujuan lain selain itu, di umurnya yang sekarang, tetapi untuk kedepannya ia tidak tahu.
"Tapi lu kan punya ade cewek, ada orangtua, lu gak berpikir akan untuk disakitin gitu?" tanya pemilik akun TikTok @dezta525.
Baca Juga: Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Mengundang Ki Sodo Buono untuk Berikhtiar
"Gua percaya karma cuman itu kan udah urusan mereka, gua juga bakalan terima sih," jawabnya.
Pria tersebut juga mengakui ia tahu akan resiko atas apapun yang ia lakukan.
Unggahan tersebut memicu berbagai komentar warganet yang mayoritas perempuan, mulai dari komentar sindiran hingga komentar geram dan emosi.
Hingga kini unggahan tersebut di akun TikTok @dezta525 sudah ditonton sebanyak lebih dari 600ribu dan lebih dari 4000 komentar warganet.
Objektifitas berbasis gender terutama pada perempuan bukanlah hal baru dan masih sering terjadi hingga saat ini, hal tersebut juga dapat menjadi bentuk sexual harrasment pada perempuan.
Selain itu, hingga kini RUU PKS atau Rancangan Undang Undang Penghapusan Kekerasan menjadi polemik dan masih belum disahkan hingga mengalami berbagai perubahan didalamnya.***