Melansir Antara News, film ini sukses membawa emosi para penonton mulai dari perasaan Bahagia hingga sakit hati.
Rumah tangga mereka mulai diterpa ujian saat ibu Nisa (Dewi Irawan) menitipkan adik Nisa bernama Rani (Davina Karamoy) untuk tinggal satu rumah karena berkuliah di kota mereka tinggal.
Awalnya semua berjalan normal, rumah tangga Aris dan Nisa berjalan harmonis dan bahagia, ditambah dengan kehadiran anak semata wayang bernama Raya (Alesha Fadhillah).
Tanpa disangka, Rani mulai tumbuh bibit-bibit cinta kepada Aris dan sebaliknya, Aris pun juga kemudian tertarik dengan adik kandung istrinya sendiri. Sampai akhirnya mereka menjalin hubungan terlarang tanpa sepengetahuan Nisa.
Kebohongan yang ditutupi Aris dan Rani suatu hari akhirnya terkuak oleh Nisa. Perselingkuhan yang dilakukan Aris seketika menghancurkan rumah tangga Nisa yang sudah dibangun bertahun-tahun.
Dari segi cerita, film "Ipar Adalah Maut" memiliki pola cerita yang mirip dengan film-film perselingkuhan dalam rumah tangga lainnya. Hal yang agak berbeda di sini adalah karakter perebut suami orang adalah adik kandung sang istri sendiri.
Hanung Bramantyo sukses mempermainkan emosi penonton lewat alur dan konflik dalam film ini. Di awal penonton dibawa merasakan kehangatan rumah tangga Aris dan Nisa. Lalu emosi penonton langsung diacak-acak setelah konflik muncul ketika Aris berselingkuh dengan Rani.
Alur konflik juga dibawa naik terus dari pertengahan sampai akhir film yang seakan tidak memutus emosi kekesalan penonton terhadap perselingkuhan Aris dan Rani.
Alur yang menyentuh hati juga didukung oleh akting apik dari para pemerannya. Penokohan dalam cerita ini sangat kuat dan aktor yang memerankannya pun semakin mengaduk emosi penonton.