Network
BAGIKAN BERITA - Rencana Mendikbud Ristek Nadiem Makarim yang akan membuka sekolah dengan tatap muka langsung dengan situasi kasus pandemi corona yang masih tinggi pada Juli 2021 mendapat komentar beragam dari masyarakat. Salah satunya politisi Gerindra Fadli Zon.
Melalui akun Twitter pribadinya, Fadli Zon yang juga merupakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) ikut mengomentari rencana Mendikbud Ristek Nadiem Makarim membuka sekolah tatap muka dengan situasi kasus pandemi corona yang masih tinggi.
"Membuka sekolah tatap muka harus ditunda. Sangat berbahaya," ujar Fadli Zon dalam menanggapi Rencana Mendikbud Ristek Nadiem Makarim tersebut.
Masih kata pria yang juga merupakan Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI ini meminta kepada pemeritah untuk fokus meredakan pandemi corona yang pada saat ini sedang menanjak.
"Lebih baik fokus meredakan pandemi ini ketimbang buka peluang penyebaran massal yg nantinya kita sesali," ujarnya.
Selain itu, pria lulusan Sastra Rusia, Fakultas Sastra Universitas Indonesia in meminta untuk menunda pelaksanaan sekolah dengan tatap muka langsung.
Baca Juga: Update Terbaru Link Download X8 Speeder Apk, Main Game Higgs Domino Rp Jadi Tambah Seru
"Lebih baik tunda 3 smp 6 bulan sampai situasi terukur dan kondusif," katanya.
Diakhir cuitannya Fadli Zon mengatakan bahwa keselamat siswa dan keluarga menjadi prioritas.
"Keselamatan siswa dan keluarga harus jadi prioritas," cuit @fadlizon.
Seperti diketahui Nadiem Makarim, Mendikbud Ristek melalui akun YouTube Kemendikbud RI pada Rabu 2 Juni 2021 berencana akan membuka sekolah dengan tatap muka pada Juli tahun ini.
Kebijakan ini menuai pro dan kontra karena pada saat ini kasus corona di Indonesia sedang melonjak pasca libur idul fitri.
Nadiem Makarim mengatakan tidak ada tawar menawar untuk pendidikan dan menyatakan masa depan Indonesia bergantung kepada SDM.
"Tidak ada tawar-menawar untuk pendidikan, terlepas dari situasi yang kita hadapi," kata Nadiem Makarim.
Nadiem Makarim juga memahami kekhawatiran orang tua, namun pria peraih gelar Master of Business Administration di Harvard Business School ini mengatakan bahwa penundaan membuka sekolah bisa berdampak panjang.
Selain itu Nadiem menjelaskan pembukaan sekolah pada bulan depan berdasarkan pertimbangan usai dirinya membaca dan mendengar langsung keluhan para pelajar di medsos (media sosial).
"Kami upayakan pendidik dan tenaga kependidikan jadi prioritas penerima vaksinasi Covid-19," katanya.***
