Putri Saddam Hussein Raghad Hussein Tiba-tiba Hadir di TV Akan ke Dunia Politik, Pemerintah Irak Ketar-ketir

21 Februari 2021, 09:34 WIB
Mengejutkan, Putri Saddam Hussein Raghad Hussein Tiba-tiba Muncul di TV Akan Kembali ke Dunia Politik, Pemerintahan Irak Ketar-ketir /Twitter.com/RghadSaddam via Middle East Monitor/

 BAGIKAN BERITA-Setelah 15 tahun yang lalu Presiden Irak Saddam Hussein di hukum gantung oleh pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat, kini putrinya Raghad Saddam Hussein muncul di program wawancara TV Al Arabiya bahas isu politik.

Hadirnya Raghad Saddam Hussein di TV Al Arabiya sontak saja membuat ketar-ketir timur Tengah terutama pemerintahan Irak.

Pasalnya stasiun televisi Arab Saudi, Al Arabiya, mewawancarai putri mendiang Presiden Irak Saddam Hussein yakni Raghad Saddam Hussein ini terkait dengan isu Raghad akan kembali terjun ke dunia politik Irak.

Baca Juga: Gawat! Pandemi COVID-19 Belum Reda, Kini Ada Lagi Kasus Baru Flu Burung yang Menyerang Manusia di Rusia

Mendapatkan pertanyaan akan terjun ke dunia politik Irak dari pemandu acara TV Al Arabiya Sohaib Charair, Raghad Saddam Hussein menjawab hal itu sangat mungkin terjadi.

Raghad Saddam Hussein menambahkan, Apalagi politik dalam negeri Irak kacau balau akibat persaingan kelompok berbasis suku dan agama. Semuanya bisa terjadi.

Pernyataan Raghad Saddam Hussein tersebut membuat berang pemerintah Irak. Hingga akhirnya Pemerintahan Irak memanggil duta besar Yordania dan Arab Saudi.

Baca Juga: Mengulik Sejarah Banjir Jakarta di Masa Lalu

Putri sulung Saddam Hussein itu sempat melontarkan pernyataan yang cukup mengejutkan saat diwawancarai Sohab Charair.

Raghad mengatakan sangat mungkin dirinya akan terjun ke dunia politik di Irak seperti sang ayah.

Pernyataan ini memicu krisis diplomatik antara Republik Irak, Kerajaan Arab Saudi, dan Yordania

Kementerian Luar Negeri Irak segera merespon ucapan Raghad Saddam Hussein di televisi asing itu.

Baca Juga: Selamat Jalan untuk Selamanya, Ali Mochtar Ngabalin Tiba-tiba Sampaikan Berita Duka Cita

Mereka memprotes kemunculan Raghad di Al Arabiya TV yang cukup mengguncang masyarakat Irak.

Nota protes dari Irak segera dikirimkan ke Duta Besar Yordania dan Arab Saudi di Baghdad.


Raghad Saddam Hussein memang sudah pindah ke Amman, ibu kota Yordania sejak 2003.

Baca Juga: Menyedihkan! Anfield Kini Menjadi Kuburan Bagi Liverpool, Selalu Kalah dalam Empat Pertandingan Terakhir


Saat itu, kondisi Irak sedang kacau. Pasukan koalisi AS datang menyerbu Baghdad untuk menggulingkan Saddam Hussein dari kursi kepresidenan.

Kini, ketika situasi lebih terkendali, Raghad Hussein tampil dengan percaya diri ke publik.

"Semuanya memungkinkan," kata Raghad saat ditanya soal kemungkinan peran politiknya di Irak.

Baca Juga: Mengejutkan, Anies Baswedan Dibully, Mustofa Nahrawardaya Justru Bilang Begini

Raghad Saddam Hussein mengecam Iran yang dianggap sudah terlalu banyak ikut campur dalam urusan politik Irak hari ini.


Menurutnya, 'Orang-orang Iran berani mengganggu Irak setelah kekuatan yang nyata tak lagi berkuasa'

Seperti diketahui Presiden Irak Saddam Hussein mungkin dianggap sebagai salah satu tokoh paling dibenci di Timur Tengah.

Baca Juga: Myanmar Membara, Para Demonstran Ditembaki Militer dengan Peluru Tajam dua Orang Tewas, 30 orang Luka-Luka

Sebagai pemicu dua perang di Timur Tengah, Saddam Hussein tentu banyak tidak disukai.

Saddam Hussein menggempur Iran setahun setelah revolusi Islam berlangsung 1979. Perang Irak-Iran berlangsung selama 8 tahun dengan hasil buntu.

Pada 1990, Saddam Hussein kembali melancarkan invasi ke Kuwait. Perang Teluk pecah, namun Irak kalah telak.

Baca Juga: Inilah 4 Tips Cara Melindungi Anak Perempuan dari Perbuatan Zina, Nomor Tiga Banyak Orang Tidak Tahu

Pasalnya, Kuwait didukung oleh Amerika Serikat (AS), Inggris, Arab Saudi, Mesir, Prancis, dan pendukung Kurdistan.


Artikel ini sebelum nya telah tayang di Pikiran Rakyat.com dengan judul Timur Tengah Terguncang usai Putri Saddam Husein Muncul di Televisi, Seret Yordania dan Arab Saudi

Memasuki abad ke-21, Saddam Hussein digulingkan oleh AS. Diktator Irak itu dituduh memiliki senjata penghancur massal meski belum terbukti hingga kini.


Saddam Hussein ditangkap oleh pasukan koalisi AS pada Desember 2003 dan dihukum gantung pada November 2006 dengan dakwaan pembunuhan terhadap penganut Islam Syiah di Irak. *** ( Mahbub Ridhoo Maulaa/ Pikiran Rakyat. Com)

Editor: Hendra Karunia

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler