Menyedihkan, 7 Orang Tewas dan Puluhan Ribu Pengungsi Terlantar Setelah Kamp Rohingya di Bangladesh Kebakaran

23 Maret 2021, 21:23 WIB
Menyedihkan, 7 Orang Tewas dan Puluhan Ribu Pengungsi Terlantar Setelah Kamp Rohingya di Bangladesh Terbakar /Pixabay/

BAGIKAN BERITA - 7 Orang dinyatakan tewas dan puluhan ribu orang pengungsi Rohingya terlantar (kehilangan tempat tinggal sementara), setelah terjadi kebakaran hebat melanda kamp pengungsi Rohingya di Cox’s Bazar, Bangladesh.

Kejadian Kebakaran yang menyebabkan 7 orang pengungsi Rohingya di Bangladesh meninggal dunia ini terjadi pada Senin 22 Maret 22021 malam waktu setempat.

Belum diketahui penyebab pasti kebakaran yang telah menewaskan 7 orang pengungsi Rohingya itu, aparat berwenang Bangladesh masih menyelidiki kejadian tersebut.

Baca Juga: Karena Ingin Fokus Mengurus Pengesahan Hasil KLB Demokrat, Marzuki Alie Dkk Akhirnya Cabut Gugatan ke AHY

Seperti diberitakan Reuters pada Selasa 23 Maret 2021, Ribuan gubuk yang berada di kamp Balukhali dekat tenggara Cox's Bazar yang merupakan tempat berlindung para pengungsi terbakar pada hari senin malam.

Mereka berlarian tanpa arah tujuan yang pasti, banyak saksi mata mengatakan pagar berduri yang ada di sana memperburuk keadaan, mereka terjebak tidak bisa keluar sehingga menimbulkan 7 orang meninggal dunia dan melukai beberapa orang lainnya.

Organisasi kemanusiaan Refugees International mengatakan banyak anak hilang karena tidak bisa melarikan diri akibat dipasang kawat berduri.

Baca Juga: Duka Menyelimuti Bangsa Indoensia, SBY Ucapkan Belasungkawa Meninggalnya Mantan Jaksa Agung Basrief Arief

"Banyak anak hilang, dan beberapa tidak dapat melarikan diri karena kawat berduri dipasang di kamp," ujar sebuah pernyataan dari badan kemanusiaan tersebut.

Akibat kejadian tersebut organisasi-organisasi kemanusiaan internasional menghimbau kepada pemerintah Bangladesh untuk membuka pagar-pagar tersebut agar mempermudahkan akses bagi dunia luar.

Sebagai informasi, pada masa pemerintahan Aung San Suu Kyi, Myanmar terus menjadi sorotan dunia setelah krisis kemanusiaan yang menargetkan etnis Rohingya dan minoritas Muslim lainnya di Rakhine pada pertengahan 2017 lalu.

Baca Juga: Dunia Film Indonesia Berduka, Della Puspita Sampaikan Kabar Duka Atas Meninggalnya Sutradara Ronggur Sihombing

Krisis kemanusiaan itu dipicu oleh operasi militer Myanmar yang ingin meringkus kelompok teroris pelaku penyerangan sejumlah pos keamanan di Rakhine.

Alih-alih menangkap teroris, militer Myanmar disebut malah mengusir, membunuh, hingga memperkosa warga Rohingya di Rakhine. Sejak itu, gelombang pengungsi Rohingya ke perbatasan Bangladesh terus meningkat.

Hingga kini diperkirakan masih ada 1 juta etnis Rohingya yang tinggal di kamp-kamp pengungsian di perbatasan Bangladesh seperti Cox's Bazar.

Baca Juga: Guangzhou China Diguncang Bom, Empat Orang Tewas Termasuk Pelaku, Hancurkan Kantor Pemerintahan Desa

Ketua misi pencari fakta PBB di Myanmar, Marzuki Darusman, memperingatkan bahwa "ada risiko serius genosida berulang" di Rakhine pada Oktober lalu.

Laporan terbarunya pada September lalu juga memaparkan bahwa Myanmar bertanggung jawab dalam forum hukum internasional atas dugaan genosida.***

Editor: Ali Bakti

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler