BAGIKAN BERITA - pengiriman barang kembali berangsur normal sejak Senin malam di Terusan Suez Mesir, usai kapal raksasa pengangkut kontainer memblokir jalur vital hingga seminggu lamanya dan sebabkan ketersendatan pengiriman barang dunia.
Ketua Otoritas Terusan Suez (SCA) Mesir Osama Rabie menuturkan kepada awak media dengan Ever Given dengan panjang 400 meter (430 yard) copot, diperkirakan 113 kapal telah berlabuh di kedua arah pagi tadi.
Ia membeberkan bahwa cadangan 422 kapal dapat dibersihkan dalam 3-1/2 hari. untuk kelancaran di jalur Terusan Suez Mesir.
Baca Juga: Sedang Tayang, Match Day Piala Menpora 2021, Barito Putera VS Persikabo, Live di Indosiar
Baca Juga: Jawab Moeldoko, Ketum Demokrat AHY Tuding Moeldoko Berbohong, Menilai Tak Pedulikan Etika dan Moral
Kapal raksasa yang menghalangi Terusan Suez ini bermula pada tanggal 23 maret lalu, jalur ini merupakan jalur terpendek bagi Benua Eropa dan Asia.
Diketahui bahwa Evergreen Line menyewa kepada Ever Given, kemudian kapal tersebut akan diuji kelayakannya bertempat di Danau Great Bitter untuk memastikan kapal tersebut benar-benar layak jalan.
"Kapal itu siap untuk navigasi terbatas setelah pemeriksaan awal dan tidak ada satupun peti kemas yang rusak, tapi penyelidikan kedua akan lebih tepat dan jika terpengaruh akan terlihat," ucap Rabie.
Salah satu sumber kanal menuturkan, saat jelang matahari terbit di Senin Kemarin, tim penyelamat dari SCA dibantu dari perusahaan Belanda Smit Salvage, penanganan yang dilakukan terus diapungkan kembali serta meluruskannya di kanal, hingga beberapa jam kemudian kapal tersebut pun bergeser sedikit dan berhasil hingga Terusan Suez pun dapat dilalui kembali.
Tekanan waktu untuk menyelesaikan operasi ini terbukti dan belum pernah terjadi sebelumnya,” ujar Peter Berdowski, CEO pemilik Smit Salvage Boskalis, setelah Ever Given diapungkan kembali.
Perusahaan mengatakan sekitar 30.000 meter kubik pasir telah dikeruk untuk mengapung kembali kapal kontainer berbobot 224.000 ton itu dan total 11 kapal tunda dan dua kapal tunda laut yang kuat digunakan untuk menarik kapal itu bebas dari karam.
Bernhard Schulte Shipmanagement (BSM), manajer teknis kapal peti kemas, mengatakan tidak ada laporan pencemaran atau kerusakan kargo.***