Kepolisan New York Menemukan Bom Rakitan di Rumah Pendukung Mantan Presiden Donald Trump: Gawat!

- 31 Januari 2021, 07:31 WIB
Kepolisan New York Menemukan Bom Rakitan di Rumah Pendukung Mantan Presiden Donald Trump: Gawat!
Kepolisan New York Menemukan Bom Rakitan di Rumah Pendukung Mantan Presiden Donald Trump: Gawat! //twitter.com @partisangir/

BAGIKAN BERITA - Kepolisan New York Amerika Serikat sektor Rochester berhasil menemukan lima bom pipa rakitan dan senjata api rakitan di rumah salah satu pendukung Donald Trump Dominic Pezzola (43) pada minggu 31 Januari 2021.

Akibat penemuan tersebut, Dominic Pezzola pendukung Donald Trump ditahan pihak berwenang di Amerika Serikat.

Penangkapan Dominic Pezzola berkaitan dengan kerusushan yang terjadi di gedung Capitol, dimana pada saat itu ratusan orang pendukung presiden yang kalah Donald Trump ditangkap.
Dalam peristiwa yang mencoreng demokrasi di Amerika Serikat tersebut, 5 orang dinyatakan tewas, salah satunya polisi.

Baca Juga: 9 Tips Menghindari Kemusyrikan dalam Kehidupan sehari-hari, Nomor 4 yang Paling Penting

Pezzola bersama anggota Proud Boys lainnya, didakwa dengan tuduhan melakukan konspirasi dan secara tidak sah masuk ke dalam kawasan terlarang. Mereka juga didakwa telah melakukan kekacauan di muka umum.

Selain itu, Pezzola didakwa telah menghalangi proses penyidikan, merampok, menyerang petugas.
Sebelum penagkapan Pezzola, Pada Rabu 27 Januari 2021 Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat telah mengeluarkan warning akan adanya ancaman dari para pendukung Donald Trump yang menentang Joe Biden sebagai presiden.

Peringatan tersebut berupa serangan terhadap para pejabat terpilih dan fasilitas pemerintah seperti yang terjadi pada 6 Januari 2021 di Gedung Capitol oleh pendukung Trump.

Baca Juga: Resmi Jadi Pasangan Suami Istri Ririn Ekawati dan Ibnu Jamil Membagikan Kebahagiaannya Via Instagram: Day One

Dalam sebuah buletin yang telah di terbitkan oleh The National Terrorism Advisory System (NTAS), dikabarkan bahwa ancaman sepeti ini akan bertahan selama beberapa minggu pasca pelantikan Joe Biden dan ketika Donald Trump menghadapi persidangan pemakzulan di Senat atas hasutan yang menyebabkan pendukungnya melakukan serangan di Gedung Capitol. 

"Informasi ini menunjukkan bahwa beberapa ekstremis yang keberatan terhadap pelaksanaan otoritas pemerintah dan transisi presiden, serta keluhan yang dipicu oleh narasi palsu, dapat terus bergerak untuk menghasut atau melakukan kekerasan," kata Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS).***

Editor: Ali Bakti

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x