Petani yang tidak setuju, harus menghadapi penggusuran paksa, mereka tidak bisa melawan dan hanya pasrah karena pengembang sudah memiliki izin dari aparat setempat.
Namun pada 22 Maret 2021 ada perlawan dari seorang bapak berusia 59 tahun yang tidak setuju atas rencana pembangunan desanya sebagai objek wisata, dia berani mengorbankan jiwanya dengan meledakan bom yang juga menewaskan dirinya.***