BAGIKAN BERITA - Pengunjuk rasa Myanmar lakukan aksi nyalakan lilin bentuk solidaritas dan empati terhadap para korban meninggla dunia yang mencapai 500 orang sejak kudet 1 Februari 2021 lalu.
Tercatat 14 warga sipil telah meninggal dunia di Myanmar saat hari Senin kemarin, tak hanya itu Asosiasi Bantuan untuk pertahanan Polotik (AAPP) menngungkapkan bahwa delapan orang ada di distrik Dagon Selatan Yangon Myanmar.
Saksi mata menuturkan pasukan keamanan Myanmar di daerah tersebut menembakan senjata kalibernya yang lebih parah dari biasanya di hari Senin guna bubarkan barikade pelindung para pengunjuk rasa.
Baca Juga: Selangkah Lagi Aldebaran Jebloskan Elsa ke Penjara dengan Bukti Mobil Warna Merah di Ikatan Cinta
Salah satu televisi pemerintah Myanmar menginformasikan bahwa pasukan keamanan Myanmar gunakan senjata anti huru-hara guna bubarkan massa yang berkerumun.
Salah satu warga South Dragon di Selasa hari ini mengatakan banyak terjadi suara tembakan saat kemarin malam hingga membuat kekhawatiran semua warga sipil Myanmar.
Polisi dan juru bicara junta tidak menjawab panggilan untuk meminta komentar.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendesak para jenderal Myanmar untuk segera menghentikan pembunuhan dan penindasan kepada para demonstrasi.