Klaim yang dilaporkan AS bahwa puing-puing roket akan terbang kembali "di luar kendali" dan "dapat menyebabkan kerusakan jika menghantam daerah yang dihuni" tidak lain adalah seruan dari "ancaman China" dalam kemajuan teknologi ruang angkasa, kata surat kabar itu.
Modul kabin inti akan dapat menampung tiga anggota awak untuk waktu yang lama di masa depan.
Roket itu adalah bagian dari dorongan China untuk menjadi salah satu kekuatan di bidang luar angkasa, yang berpotensi mengadu domba negara itu dalam persaingan ketat dengan Amerika Serikat.
Dalam upaya untuk mengembangkan materi baru dan mempromosikan studi bioscience, China dijadwalkan untuk terus mengirimkan modul guna menyelesaikan pembangunan stasiun luar angkasa pertama di negara itu, bernama Tiangong, pada akhir tahun 2022.***