'Perdamaian' Tak Ada Guna, Serangan Israel Hancurkan Sekolah PBB

- 14 Agustus 2020, 15:26 WIB
Pasukan udara Israel mengamuk di Jalur Gaza, Ahad (5/7/2020) malam. (A News).
Pasukan udara Israel mengamuk di Jalur Gaza, Ahad (5/7/2020) malam. (A News). /

BAGIKAN BERITA - Sebuah sekolah yang dikelola Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di Palestina dikabarkan rusak akibat serangan Israel, Jumat, 14 Agustus 2020.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Anadolu Agency, serangan tersebut diluncurkan dari pesawat Israel yang melintasi di wilayah Jalur Gaza.

Misil itu kemudian mendarat tepat di lokasi sekolah milik UN Refugee Agency (UNRWA) di kamp pengungsian Al-Shati.

Padahal sebelumnya, Kamis, 13 Agustus 2020, Israel membuat kesepakatan bersejarah dengan Uni Emirat Arab (UEA) dijembatani oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Dengan adanya normalisasi penuh hubungan diplomatik kedua negara itu, rencana Israel mencaplok Tepi Barat disebut-sebut akan ditangguhkan.

Baca Juga: Hati-Hati , Aplikasi Belajar Online di Surabaya Disusupi Konten Porno

Sumber dari keamanan Palestina yang tak mau menyebutkan identitasnya mengatakan beruntungnya rudal ini tidak meledak, hanya merusak bangunan sekolah.

Ia menambahkan UNRWA sudah menghentikan semua kegiatan belajar mengajar (KBM) di sana, tetapi belum memberikan komentar akan insiden tersebut.
Kelompok militan Hamas menyebut Israel bertanggung jawab atas eskalasi militer dan blokade yang mencekik kehidupan rakyat Gaza.

"Kebijakan mereka yang agresif bertujuan untuk memperburuk krisis yang dialami warga Gaza, untuk melumpuhkan kehidupan mereka dan mengganggu upaya penanganan virus corona di tengah pembungkaman kawasan dan internasional," kata Juru Bicara Hamas Fawzi Barhoum.

Serangan fajar yang dilancarkan pada Kamis 13 Agustus 2020 kemarin merusak sejumlah lokasi sayap militer Hamas, namun tak dilaporkan ada korban terluka.

Baca Juga: Chord Lagu Tentang Kamu - Lyodra

Pemerintah Israel juga terus meningkatkan intensitas blokade dengan memutus suplai bahan bakar minyak (BBM) ke Gaza.

Akibatnya, para nelayan Palestina di Gaza kesulitan untuk melaut lantaran BBM untuk perahu motor mereka sangat langka.

Kelompok militan Hamas menyebut Israel bertanggung jawab atas eskalasi militer dan blokade yang mencekik kehidupan rakyat Gaza.

"Kebijakan mereka yang agresif bertujuan untuk memperburuk krisis yang dialami warga Gaza, untuk melumpuhkan kehidupan mereka dan mengganggu upaya penanganan virus corona di tengah pembungkaman kawasan dan internasional," kata Juru Bicara Hamas Fawzi Barhoum.

Artikel Ini Sebelumnya Telah Tayang di Pikiran Rakyat dengan Judul : Israel Serang Palestina saat 'Berdamai' dengan Uni Emirat Arab, Sekolah PBB Jadi Korbannya

Baca Juga: Penyanyi Cantik Raisa Akan Bawakan Lagu Nasional Indonesia Pusaka Serentak di TV Nasional

Serangan fajar yang dilancarkan pada Kamis 13 Agustus 2020 kemarin merusak sejumlah lokasi sayap militer Hamas, namun tak dilaporkan ada korban terluka.

Pemerintah Israel juga terus meningkatkan intensitas blokade dengan memutus suplai bahan bakar minyak (BBM) ke Gaza.

Akibatnya, para nelayan Palestina di Gaza kesulitan untuk melaut lantaran BBM untuk perahu motor mereka sangat langka.

Israel sendiri mengklaim serangan udara itu menjadi aksi balasan terhadap balon-balon berapi yang dikirimkan dari Gaza selama seminggu terakhir.

Baca Juga: Kamu Calon Mahasiswa Baru? Cek Nama Kamu di Sini!

Balon-balon ini menyebabkan kebakaran di sekitar wilayah Gaza yang dikelilingi oleh permukiman ilegal Yahudi.

Sebagaimana dikabarkan Pikiran-Rakyat.com, balon udara berapi tersebut memang memanaskan hubungan Israel-Palestina di tengah tertundanya pencaplokan Tepi Barat.
Bukan cuma Israel yang marah, negara tetangga yang kini kembali bersekutu dengan Negara Yahudi itu juga ikut mengecam Hamas di Gaza.

Pemerintah Mesir yang dipimpin oleh Presiden Abdel Al-Sisi meminta semua kelompok pejuang Palestina menghentikan serangan mereka.

Baca Juga: Jessica Mila Idap Skoliosis, Yuk Kenali Cirinya!

Dua di antara kelompok yang paling vokal dan aktif di Gaza ialah hamas dan Jihad Islam Palestina (PIJ).

Keduanya diundang ke Kairo untuk berbincang dan mengatasi perselisihan di Jalur Gaza.
Namun, sikap Israel yang dianggap 'sengaja mengkhianati' kesepakatan mereka membuat peringatan Mesir kemungkinan takkan diikuti oleh Palestina.*** (Mahbub Ridhoo/Pikiran Rakyat)

Editor: Ahmad Taofik

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x