Potensi Tsunami di Laut Selatan Jawa, LIPI Ingatkan Bencana Akan Selalu Berulang

26 September 2020, 13:07 WIB
Ilustrasi tsunami. Inilah yang harus Anda lakukan tatkala terjadi pandemi di masa pandemi virus corona /pixabay.com

BAGIKAN BERITA - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengingatkan warga di sekitar laut selatan Jawa akan waspada. 

Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Eko Yulianto mengatakan, pemerintah seharusnya menghitung ulang pembangunan yang dilakan di sepanjang pantai wilayah pesisir selatan Jawa. 

Pesatnya pengembangan pembangunan pusat-pusat perekonomian di wilayah itu, bisa saja berdampak dan menimbulkan risiko bencana. 

Baca Juga: Harga HP Vivo Terbaru dan Termurah Mulai 700 Ribuan 26 September, Ada Vivo V20, Vivo Y30, Vivo Y15

Dia mengatakan, sudah selayaknya pemerintah menghitung ulang analisis risikonya sehingga upaya pengurangan risiko dapat dilakukan menyatu dengan segala kegiatan pembangunan.

Dengan demikian pembangunan tetap dapat dilakukan bukan saja berdasarkan atas asas manfaat namun juga di atas prinsip keberlanjutan. Perlu mitigasi bencana dalam menyikapi potensi bencana yang ada di Indonesia.

"Bencana selalu berulang, menimbulkan kerugian harta dan jiwa sangat besar," tutur Eko Yulianto seperti dikutip Bagikan Berita dari dari Antara via Seputartangsel.com pada Jumat, 25 September 2020. 

Setiap kegiatan pembangunan, katanya, harus menempatkan pengurangan risiko sebagai modalitas utamanya.

Baca Juga: Sebut BTS Kecil dan Tidak Penting, Pembawa Acara TV Ini Dikecam ARMY

"Hasil analisis risikolah yang dapat digunakan sebagai alasan apakah sebuah proyek pembangunan harus dihentikan, boleh dilanjutkan, atau boleh dilanjutkan dengan syarat," ujar Eko Yulianto. 

Artikel Ini Sebelumnya Telah Tayang di Seputar Tangsel berjudul LIPI: Banyak Jejak Tsunami Berulang Sejak Ratusan Tahun Lalu di Pantai Selatan Jawa

Dia menerangkan bahwa gempa dan tsunami raksasa akan berulang di jalur-jalur tunjaman lempeng.

Jalur-jalur ini akan tetap menghasilkan gempa dan tsunami raksasa di masa datang. Tiap-tiap jalur memiliki waktu perulangan ratusan hingga ribuan tahun.

Tim Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI meneliti tsunami purba sejak 2006 di pantai Lebak, Pangandaran, Cilacap, Kutoarjo, Kulonprogo dan Pacitan.

Baca Juga: Sinopsis Bawang Putih Berkulit Merah Episode 163 di ANTV Malam Ini Sabtu 26 September, Eliza Tidur

Endapan tsunami berumur 300 tahun ditemukan di sepanjang pantai itu. Di Lebak, tsunami tersebut mengendapkan batang-batang kayu di suatu rawa 1,5 kilometer dari garis pantai.

Di Pangandaran, tsunami itu menghancurkan mangrove. Penelitian di lokasi bandara baru Kulonprogo menemukan pasir yang kaya akan jasad renik penghuni laut dalam, foraminifera dan radiolaria.

Lokasi-lokasi endapan tsunami purba tersebut berada hingga 2,5 km dari garis pantai. Artinya, tsunami merangsek daratan setidaknya sampai 2,5 km.

Eko Yulianto menuturkan jika lempeng di selatan Jawa sepanjang 800 km bergeser, gempa magnitudo 9 dapat terjadi.

Baca Juga: Single Criminal Taemin SHINee akan Dibuat Dua Versi Remix, Ini Tanggal Rilisnya

Sebagai gambaran, tsunami Aceh 2004 dipicu gempa magnitudo 9,1 akibat pergeseran lempeng sepanjang 1.300 km. Tsunami Jepang 2011 dipicu gempa magnitudo 9 akibat pergeseran lempeng sepanjang 500 km.

Dari hitungan hipotetik MacCaffrey, yang merupakan seorang ahli geofisika Amerika, jalur subduksi selatan Jawa berpotensi memicu gempa magnitudo 9,6 yang berulang 675 tahun sekali.

Kalkulasi serupa untuk pantai barat Sumatera adalah 525 tahun. Penelitian tsunami berhasil mengkonfirmasi hitungan hipotetik itu, bahwa tsunami serupa 2004 pernah terjadi 550 tahun lalu.***

Editor: Ahmad Taofik

Sumber: Seputar Tangsel

Tags

Terkini

Terpopuler