Sebagai pengganjal perut, Martunis makan mie instan dan minum air botol. Makanan ini diperolehnya saat gelombang perlahan surut ke laut. Sebelum itu, Martunis sempat tiga hari berturut-turut tidak mendapatkan air dan makanan.
Hari terus berlalu, akhirnya 15 Januari ba’da dzuhur seorang pemulung menemukannya keluar di antara pohon bakau.
Pemulung itu kembali, ia menghampiri Martunis dan membawanya dalam kondisi lemas. Merasa tidak mampu mengurus Martunis, pemulung itu menyerahkan Martunis kepada relawan asing yang saat itu sudah mulai masuk ke Aceh.
Martunis dibawa oleh dua orang warga negara Portugal ke Rumah Sakit Fakinah Banda Aceh
Baca Juga: 5 Mobil Super Mewah Aldebaran di Ikatan Cinta, Harga Mencapai Miliaran
Di rumah sakit, Martunis bertemu dengan tetangganya. Pertemuannya dengan Martunis ini segera ia sampaikan kepada ayah Martunis yang ternyata selamat saat gelombang yang dahsyat itu menghantam.
Kisah perjuangan Martunis selama dua puluh satu hari ini, dikuatkan oleh sepupunya Burhanudin (29), yang mendampingi Martunis saat diwawancara oleh beberapa wartawan lokal dan internasional.
Dalam sekejap gambar Martunis yang masih mengenakan kaos timnas Portugal, beredar di stasiun televisi Eropa.
Baca Juga: Gempa Bumi 9.0 SR dan Tsunami di Aceh Menewaskan Sekitar 167 ribu Orang pada 26 Desember 2004
Bocah kurus berkulit hitam itu pun menarik simpati bintang top sepak bola Portugal seperti Luis Figo, Nuno Gomes, Cristiano Ronaldo, pelatih Luiz Felipe Scolari, serta Gilberto Madail, ketua Federasi Sepak Bola Portugal. Akhirnya Federasi Sepak Bola Portugal mengundang secara resmi Martunis ke negaranya.