Kisah Martunis: Dari Berjuang Melawan Tsunami Aceh sampai Lelang Jersey Pemberian Cristiano Ronaldo

- 26 Desember 2020, 09:46 WIB
Foto Martunis bersama Cristiano Ronaldo/ instagram.com/martunis_ronaldo
Foto Martunis bersama Cristiano Ronaldo/ instagram.com/martunis_ronaldo /

BAGIKAN BERITA - Tepat hari ini, 26 Desember 16 tahun lalu, gempa besar dengan magnitudo 9,0 mengakibatkan tsunami yang melanda wilayah Aceh.

Kala itu, masyarakat Aceh yang wilayahnya masih bernama Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) merasakan kesedihan mendalam akibat kehilangan keluarga, kerabat, tetangga, dan teman dekat.

Banyak orang kehilangan sanak saudaranya, fasilitas publik pun hancur akibat bencana tersebut.

Baca Juga: Jadwal Acara MNC TV Hari Ini Sabtu 26 Desember, Saksikan Ipin dan Upin, Blockbuster Rhoma Irama

Pada bencana tsunami Aceh 2004 yang lalu itu, ada satu bocah yang mendadak menjadi sorotan banyak pihak.

Dia adalah Martunis, bocah kelahiran Banda Aceh, 2 Mei 1997, yang menjadi anak angkat pemain sepak bola terkenal Cristiano Ronaldo.

Martunis bin Sarbini, pada saat kejadian berusia 7,5 tahun yang saat ini tinggal bersama bapaknya Sarbini di Desa Meunasah Papen, Krueng Baro, Aceh Besar menjadi saksi sejarah saat gempa dan gelombang tsunami menyerang tanah kelahirannya.

Ia merupakan satu dari sekian ribu orang yang beruntung masih bisa kembali menghirup udara setelah musibah besar itu terjadi. Ibu, adik, dan keluarga lainnya hilang terbawa gelombang. 

Baca Juga: Kapal Onrust Belanda Ditenggelamkan Laskar Pangeran Antasari dalam Perang Banjar pada 26 Desember

Dengan kalut, hari itu saat gempa berkekuatan 9,0 skala richter mengguncang Aceh, Martunis bersama ibu, adik, dan keluarganya keluar meninggalkan Desa Tibang mengendarai mobil kijang pic-up menghindari gelombang air laut yang saat itu sudah naik. 

Gelombang semakin besar saat mobil sampai di daerah Lingkih. Mobil yang ditumpangi Martunis dan keluarganya sudah tak kuat lagi menahan arus yang begitu deras, akhirnya terseret gelombang kemudian tertimpa pohon kelapa yang tumbang. Saat itulah keluarga ini terpisah. 

Martunis sempat berusaha menyelamatkan adiknya. Ia mengangkat dan menyerahkan kepada sang ibu. Namun tak lama, gelombang kedua datang, ia dihempas lagi, Martunis terpisah semakin jauh dari ibu, adik, dan keluarganya yang lain.

Martunis terbawa gelombang air sejauh 4 kilometer. Ia tersangkut di pohon bakau dekat makam Syiah Kuala.

Baca Juga: Jadwal Acara RCTI Hari Ini Sabtu 26 Desember: Ada Ikatan Cinta, Grand Final Master Chef Indonesia

Saat itu Martunis sendirian. Martunis hanya bisa pasrah. Ia tak henti-hentinya melafadzkan La ilaaha illalah. Martunis terus, terus, dan terus berzikir dengan kalimat itu.

Menjelang malam, Martunis tambah bingung, di mana ia akan tidur. Saat itulah ia menemukan kasur yang terapung dibawa air.

Ditariknya kasur itu dan diikatkannya di antara pohon-pohon bakau, di sanalah ia tertidur pulas kelelahan.

Baca Juga: Jadwal Acara RCTI Hari Ini Sabtu 26 Desember: Ada Ikatan Cinta, Grand Final Master Chef Indonesia

Di tengah kesunyian dan reruntuhan, Martunis tetap bertahan. Tidak ada seorang pun lewat ke sekitar makam Syiah Kuala pinggiran pantai itu.

Sebagai pengganjal perut, Martunis makan mie instan dan minum air botol. Makanan ini diperolehnya saat gelombang perlahan surut ke laut. Sebelum itu, Martunis sempat tiga hari berturut-turut tidak mendapatkan air dan makanan.

Hari terus berlalu, akhirnya 15 Januari ba’da dzuhur seorang pemulung menemukannya keluar di antara pohon bakau.

Pemulung itu kembali, ia menghampiri Martunis dan membawanya dalam kondisi lemas. Merasa tidak mampu mengurus Martunis, pemulung itu menyerahkan Martunis kepada relawan asing yang saat itu sudah mulai masuk ke Aceh.

Martunis dibawa oleh dua orang warga negara Portugal ke Rumah Sakit Fakinah Banda Aceh

Baca Juga: 5 Mobil Super Mewah Aldebaran di Ikatan Cinta, Harga Mencapai Miliaran

Di rumah sakit, Martunis bertemu dengan tetangganya. Pertemuannya dengan Martunis ini segera ia sampaikan kepada ayah Martunis yang ternyata selamat saat gelombang yang dahsyat itu menghantam.

Kisah perjuangan Martunis selama dua puluh satu hari ini, dikuatkan oleh sepupunya Burhanudin (29), yang mendampingi Martunis saat diwawancara oleh beberapa wartawan lokal dan internasional. 

Dalam sekejap gambar Martunis yang masih mengenakan kaos timnas Portugal, beredar di stasiun televisi Eropa.

Baca Juga: Gempa Bumi 9.0 SR dan Tsunami di Aceh Menewaskan Sekitar 167 ribu Orang pada 26 Desember 2004

Bocah kurus berkulit hitam itu pun menarik simpati bintang top sepak bola Portugal seperti Luis Figo, Nuno Gomes, Cristiano Ronaldo, pelatih Luiz Felipe Scolari, serta Gilberto Madail, ketua Federasi Sepak Bola Portugal. Akhirnya Federasi Sepak Bola Portugal mengundang secara resmi Martunis ke negaranya.

Pada Juni 2005, didampingi ayahnya, Sarbini, dan Teuku Taharuddin, dokter yang mendampinginya, ia berkunjung ke negara Portugal dan mendapatkan hibah uang 40 ribu Euro atau lebih dari 500 juta rupiah.

Selain diundang ke Portugal, tahun 2006 lalu penyanyi Madonna juga mengundang Martunis dan Sarbini ke London, tempat tinggal Madonna bersama keluarganya. Mereka berdua diajak berkeliling tempat rekreasi terkenal serta kota-kota di Inggris.

Baca Juga: Jadwal Acara ANTV Hari Ini Sabtu 26 Desember, Seputih Cinta Semerah Dusta, Naagin, Mahabharata

Setelah 16 tahun berlalu, Martunis kini sudah tumbuh dewasa. Bahkan anak angkat Cristiano Ronaldo itu turut berperan untuk melawan pandemi virus corona atau Covid-19 di kampung halamannya.

Martunis membantu melawan pandemi virus corona tersebut dengan melelang jersey Cristiano Ronaldo saat masih di Real Madrid. Jersey yang dilelang Martunis itu adalah jersey Real Madrid pemberian Ronaldo saat ia berkunjung ke Indonesia pada 2013.

Jersey dengan tanda tangan sang mega bintang itu di lelang demi membantu masyarakat Banda Aceh yang kurang mampu. "Saya tersentuh dari kata-kata Ronaldo pada postingan terakhir kemarin, beliau mengatakan kita sedang mengalami musibah dunia," kata Martunis.

Baca Juga: Ulasan Lengkap Ikatan Cinta RCTI Episode 93, Tangis Bahagia Pecah Saat Aldebaran Bawa Reyna ke Andin

"Marilah kita sama-sama membantu dengan cara apapun. Saya cuma bisa dengan cara seperti ini, hasil dari lelang jersey ini akan saya donasikan untuk Covid-19," tuturnya. ***

Editor: Ahmad Taofik

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah