"Memang ketika covid kita terhantam terjadi penurunan turis domestik sekitar 1,8 juta. Namun yang perlu dicatat adalah ternyata Sumatera Barat termasuk yang okupansi hotelnya tinggi dengan capaian hingga 60 persen. saya enggak tau kenapa mungkin salah satunya dengan pendududk 5,6 juta jiwa , namun orang minang yang diluar Sumatera Barat 3 kali lipatnya,"katanya.
Dengan begitu, kata Audi, orang minang tersebut masih ada yang pulang kampung seminggu sekali , sebulan sekali, tiga bulan sekali, 6 bulan sekali, dan itu membantu okupansi hotel yang ada di Sumatera Barat ketika Covid.
Selain itu, menurut Audi untuk meningkatkan sektor pariwisata di Sumbar, pihaknya juga mengembangkan program dari setiap Kabupaten Provinsi punya wisata andalan.
"Contohnya wisata di Kabupaten Menatawai, kalau kabupaten Mentawai mempunyai wisata khusus paling banyak turis bule berburu surfing. Habis itu kita bangun infrastruktur yakni bandara baru di Kabupaten kepualauan Mentawai untuk mempermudah mobilitas penduduk dan juga wisatawan. Di Sumatera Barat juga patut berbangga dan berbahagia karena infrastruktur jalan di Sumatera Barat yang terbaik di pulau Sumatera,"katanya.
Baca Juga: Rekap Junior MasterChef Indonesia dan Bocoran Tayang Episode Baru Sabtu 30 Juli 2022
Sementara itu saat disinggung bagaimana langkah dan strategi Pemprov Sumbar dalam mendukung kuliner Sumbar lainnya agar mendunia seperti rendang.
Menurut Audi, di Jakarta banyak restoran Thailand dan restoran Jepang, tetapi kalau di Bangkok kenapa sedikit makanan Indonesia atau kalau pergi ke Jepang sangat sedikit restoran Indonesia.
Namun kalau kita pergi Ke Mall Senayan City mungkin ada 4 sampai 5 restoran Jepang dan Thailand yang ada di Mall tersebut.