Menurutnya, masing-masing dari kebudayaan tersebut punya ciri khas tersendiri, termasuk dalam bahasa. Dengan demikian, adat dan budaya sunda tidak serta merta dipahami seluruh warga Jawa Barat.
"Hanya yang disepakati adalah bahasa Sunda in harus dipahami sekian persen oleh masyasrakat Cirebonan, dan Betawian," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Sejumlah tokoh di Jawa Barat kembali mengusulkan perubahan nama Provinsi Jabar menjadi Provinsi Sunda.
Baca Juga: Usulan Nama Provinsi Sunda untuk Jawa Barat Kembali Mencuat, Begini Kata Tokoh Sunda
Hal ini didasari pada sejarah 1926, dimana Jawa Barat sempat berubah nama menjadi Provinsi Sunda.
Ketua SC Kongres Sunda Andri P Kantaprawira, kala itu, masyarakat Sunda memprotes pemerintahan Hindia Belanda yang menamakan tatar Sunda menjadi West Java Province.
“Jadi sejak dulu, orang Sunda sudah melakukan komunikasi agar pemerintah tidak seenaknya memberikan nama pada daerah Sunda,” ungkap Andri sebagaimana diberitakan PRFMNews.id dalam artikel berjudul Jawa Barat Pernah Bernama Provinsi Sunda Pada Tahun 1926.
Sebagai respons tersebut, Pemerintah Hindia Belanda memberikan keleluasaan bagi masyarakat setempat untuk menyebut Provinsi Sunda.
“Pemerintah Hindia Belanda juga menyematkan hal tersebut di Undang-undang mereka pada saat itu,” terang Andri. ***