Satu-satunya yang dia cari adalah mengantarkan Italia sejauh mungkin melangkah untuk akhirnya menjadi juara Eropa setelah 53 tahun tak pernah bisa melakukannya lagi.
Kalaupun ada ambisi tambahan, maka itu adalah penegasan bahwa Italia telah kembali ke panggung dunia setelah tiga tahun lalu gagal mengikuti Piala Dunia 2018, padahal 12 tahun sebelum itu Azzurri menjuarai turnamen ini.
Baca Juga: Kabar Bahagia, Dinda Hauw Istri Rey Mbayang Melahirkan Putra Pertama, Ini Nama dan Berat Badannya
Ambisi itu tergambar dari langkah-langkah Mancini yang terencana dan sangat kalkulatif selama melatih Italia.
Salah satunya tergambar jelas dari rancangan pragmatis dia dalam mengistirahatkan pemain-pemain pentingnya saat melawan Wales nanti karena menginginkan skuadnya siap 100 persen menjalani laga 16 besar yang kemungkinan melawan tim-tim lebih kuat ketimbang yang ada di Grup A.
Tetapi dari skema UEFA untuk 16 Besar Euro 2020, calon lawan terberat Italia dalam 16 besar adalah Ukraina atau Austria.
Azzuri tak mungkin bertemu terlalu awal dengan Belanda, Inggris, Spanyol atau tiga raksasa Grup F (Portugal, Jerman dan Prancis).
Tetap saja, Mancini sangat kalkulatif. Apalagi jika dia benar menurunkan banyak pemain lapis kedua melawan Wales. Dan terlebih setelah ada kritik bahwa Italia belum teruji oleh tim-tim besar. "Saya tak menganggap mereka sudah sungguh teruji," kata mantan gelandang Prancis Patrick Vieira seperti dikutip Reuters.
Mungkin karena memang menghitung kualitas calon lawannya nanti yang diperkirakan semakin kuat, Mancini menyimpan pemain-pemain terbaiknya.