Ketika Real Madrid justru menendang calon-calon juara itu, Ancelotti menganggap pemain dan suporter adalah dua aktor yang sangat penting yang membuat timnya melenggang ke final.
"Pujian terbesar diberikan kepada pemain dan juga penggemar yang terus mendukung, mendukung dan mendukung, tidak hanya di dalam stadion, tetapi juga sebelumnya. Dan beban dalam kostum ini, yang dirasakan para pemain saat mengenakannya, menjadi kebanggaan klub," kata Ancelotti.
"Seluruh dunia mengira laga nyaris berakhir. Detail, kombinasi yang bagus, gol Rodrygo, dan dari sana kami mengerahkan semua energi yang kami punyai. Anda perlu sedikit keberuntungan. (City) lawan yang sangat kuat, pertandingannya sangat kompetitif. Laga ini membutuhkan kerja keras, pengorbanan, energi... perubahan-perubahan telah banyak membantu," pungkas sang pelatih.
Ancelotti juga mengungkapkan kebahagiaannya setelah mengantarkan timnya mencapai final Liga Champions usai menyisihkan Manchester City dengan 3-1 (agregat 6-5) dalam leg kedua semifinal Liga Champions di Madrid, Kamis dini hari.
"Saya senang berada pada final di Paris menghadapi lawan hebat lainnya. Kamis sudah terbiasa. Laga nanti (melawan Liverpool) itu akan merupakan pertandingan yang fantastik dalam sepak bola," kata Ancelotti dalam laman UEFA pada Kamis.
Ancelotti mengakui Manchester City sungguh lawan yang sulit ditaklukkan yang membuat timnya hampir kalah.
"Laga ini nyaris berakhir dan kami berhasil menemukan energi terakhir yang kami miliki. Kami memainkan laga yang bagus menghadapi lawan yang kuat," kata Ancelotti.
"Manakala kami bisa menyamakan kedudukan, kami menjadi memiliki keuntungan psikologis dalam babak perpanjangan waktu," sambung dia.