Hal yang sama dengan Kindy, Hendro Wibowo, akademisi dan konsultan di bidang keuangan syariah menyampaikan bahwa, tim merger BSI sebaiknya mengkaji lebih dalam dari dampak migrasi yang ditimbulkan.
"Banyak online seller maupun konsumen e-commerce yang mengeluh karena sudah merasa nyaman dengan BNISy yang dimudahkan dengan banyaknya e-commerce dan toko online yang menerima rekening dan virtual account BNI, sehingga biaya transaksinya gratis. Hal ini harus dijadikan masukan perbaikan bagi tim merger BSI," imbuhnya
Selain itu, Keluhan mengenai proses migrasi juga dirasakan langsung oleh nasabah. Misalnya Jihadul Mubarok yang sudah menjadi nasabah BNISy sejak 2012 silam serta aktif sebagai Ketua Korps Alumni Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) menyesalkan dan kurang puas terhadap perubahan fitur rekening yang terjadi akibat migrasi.
"Saya sampai terpikir memindahkan saldo ke BNI konvensional jika perbaikan fitur tidak dilakukan oleh BSI,” terangnya.
Kemudian, nasabah lain BNISy lainnya, Iman Ni’matullah, mempertimbangkan bank-bank syariah lain yang masih memberikan banyak kemudahan fasilitas.
Baca Juga: Cara Dapat BLT UMKM Rp1,2 Juta Melalui Banpres BPUM BNI jika NIK, KTP Tidak Terdaftar di Eform BRI
"Ya tentunya kan masih ada bank syariah lain yang memiliki produk yang kompetitif, misalnya gratis tarik tunai di ATM Bersama/Prima, atau gratis transfer antarbank via mobile bankingnya," kata Ni'matullah.
Sebagaimna diketahui, di era serba digital, bank syariah dituntut guna memberikan produk sekompetitif mungkin. BSI yang mana sebagai bank syariah terbesar dengan cita-citanya, menjadi bank syariah global sepatutnya turut menjadikan kepuasan setiap nasabah sebagai tolok ukur utama kesuksesan merger.*** ( Edward Panggabean/ Beritasubang.com).
Disclaimer: Artikel ini telah tayang sebelumnya pada tanggal 19 Juni 2021 pada portal berita Beritasubang.com yang berjudul Migrasi Rekening Bank BSM, BNI Syariah, BRI Syariah ke BSI Menuai Polemik di Tengah Nasabah