Indonesia Resmi Resesi, PHK Massal di Depan Mata, Jumlah Warga Miskin Akan Terus Bertambah

- 6 November 2020, 10:42 WIB
Seorang perempuan mengangkut tumpukan kardus di kawasan Menteng Pulo, Jakarta, Sabtu (17/10/2020). Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memproyeksikan angka kemiskinan di Indonesia akan naik pada periode September 2020 yakni jumlah penduduk miskin naik 1,63 juta jiwa atau 0,56 persen selama masa pandemi.
Seorang perempuan mengangkut tumpukan kardus di kawasan Menteng Pulo, Jakarta, Sabtu (17/10/2020). Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memproyeksikan angka kemiskinan di Indonesia akan naik pada periode September 2020 yakni jumlah penduduk miskin naik 1,63 juta jiwa atau 0,56 persen selama masa pandemi. /Indrianto Eko Suwarso/ANTARA FOTO

BAGIKAN BERITA - Badan Pusat Statistik (BPS) RI mencatat ekonomi Indonesia pada kuartal II minus 5,32% dan kuartal III minus 3,49%. 

Itu artinya, Indonesia saat ini masuk ke jurang resesi. Hal yang perlu diwaspadai akan berdampak signifikan pada segala sektor. 

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira Adhinegara memprediksi, jumlah warga miskin di Indonesia akan terus bertambah seiring dengan perlambatan ekonomi. 

Baca Juga: Mahfud MD Sebut Hal Ini Untuk Habib Rizieq, FPI: Itu Hoaks

Faktor utamanya, resesi akan membawa dampak pada gelombang PHK massal. 

Menurutnya, resesi menurunkan secara signifikan pendapatan di kelompok masyarakat menengah dan bawah.

“Selain itu, desa akan jadi tempat migrasi pengangguran dari kawasan industri ke daerah-daerah karena gelombang PHK massal,” ujar Bhima dikutip Bagikan Berita dari RRI, Jumat 6 November 2020. 

Selain itu, kata Bhima, resesi akan mempersulit angkatan kerja baru makin sulit bersaing karena menurutnya lowongan pekerjaan.

Baca Juga: Minimarket di Pekanbaru Boikot Produk Prancis, Sebagai Bentuk Protes Presiden Macron Hina Umat Islam

“Masyarakat cenderung berhemat untuk membeli barang sekunder dan tersier. Fokus hanya pada barang kebutuhan pokok dan kesehatan,” kata dia.

Dampak lainnya, yakni meningkatnya konflik sosial di masyarakat karena ketimpangan semakin lebar.

“Orang kaya bisa tetap survive selain karena aset masih cukup juga karena digitalisasi. Sementara kelas menengah rentan miskin tidak semua dapat melakukan WFH, disaat yang bersamaan pendapatan menurun,” ungkapnya.

Diketahui, Badan Pusat Statistik ( BPS) melaporkan, produk domestik bruto (PDB) RI pada kuartal III-2020 minus 3.49 persen (year on year/yoy).  

Baca Juga: Update Harga Emas Antam 24 Karat Pegadaian Hari Ini Jumat, 6 November 2020

Dengan begitu, Indonesia resmi masuk ke jurang resesi, setelah pada kuartal II-2020 ekonomi RI juga terkonstraksi alias negatif. ***

Editor: Ahmad Taofik

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah