3. Mengurangi risiko diabetes
Sebuah studi menunjukkan bahwa wanita pasca-menopause yang mengikuti diet semi-vegetarian untuk jangka panjang memiliki kadar glukosa dan insulin yang lebih rendah secara signifikan. Studi lain tahun 2009 yang diterbitkan dalam Diabetes Care menunjukkan bahwa risiko diabetes tipe 2 lebih rendah pada semi-vegetarian daripada non-vegetarian.
4. Dapat mengatasi kanker
Meningkatkan konsumsi buah, sayur, polong-polongan, biji-bijian, kacang-kacangan dan biji-bijian terbukti dapat mencegah kanker. Sebuah studi yang diterbitkan dalam JAMA Internal Medicine menunjukkan bahwa studi selama 7 tahun pada kasus kanker usus besar pada 78.000 orang menemukan bahwa semi-vegetarian 8 persen lebih kecil kemungkinannya untuk terkena kanker usus besar dibandingkan dengan non-vegetarian.
5. Mengobati penyakit radang usus (IBS)
Sebuah penelitian melaporkan bahwa diet semi-vegetarian efektif dalam mencegah kekambuhan gejala pada pasien dengan IBS. Studi penelitian lain menyimpulkan bahwa meningkatkan asupan serat makanan melalui diet semi-vegetarian dapat digunakan sebagai pengobatan pendukung untuk pasien dengan penyakit Crohn.
Baca Juga: Jawab Moeldoko, Ketum Demokrat AHY Tuding Moeldoko Berbohong, Menilai Tak Pedulikan Etika dan Moral
Jenis makanan diet flexitarian
Diet ini menyarankan Anda untuk mengkonsumsi makanan kaya protein seperti kacang-kacangan, lentil, kedelai, dan tahu. Sayuran bertepung seperti ubi, jagung dan kacang polong. Sayuran non-tepung seperti paprika, kubis Brussel, kacang hijau, wortel, dan kembang kol.