Ayu Bulantrisna Djelantik menggeluti dunia tari pertama kali di Puri sang kakek.
Kakek dari Bulantrisna bernama Anak Agung Anglurah Djelantik yang merupakan raja terakhir dari Kerajaan Karangasem, Bali.
Ia yang mencari dan memanggil guru tari untuk Bulantrisna. Guru yang dipanggil oleh sang kakek antara lain Bagus Bongkasa dan Gusti Biang Sengog.
Bulantrisna kecil mengenal tari tradisional Bali ketika usia 7 tahun dan pada saat usianya menginjak 10 tahun Bulantrisna diundang oleh Presiden Soekarno ke Istana Presiden di Tampaksiring, Gianyar, Bali untuk menghibur para tamu Istana.Mentor utamanya adalah Anak Agung Mandera dan Gusti Made Sengog, penari Legong generasi pertama.
Tahun 1971 Bulantrisna memutuskan untuk menikah dan berhenti menari. Pada akhirnya setelah menikah Bulantrisna tetap menari ketika melanjutkan studi di Jerman, Belanda dan Belgia.
Sampai saat inipun Bulantrisna tetap aktif menekuni dunia tari bahkan setelah pensiun sebagai pegawai negeri dan staff pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung.