“Berbagai penelitian dan survey sudah menunjukan bahwa begitu banyak kasus kekerasan seksual di kampus yang tidak dilaporkan dan tidak terselesaikan sampai sekarang. Korban dibiarkan menjadi ketakutan, trauma dan bahkan mendapat stigma dari lingkungannya,” tutur Dian.
Cinta Laura Kiehl pun mengutarakan pendapat yang sama, menurutnya akibat banyak kasus kekerasan seksual yang jarang ditangani, membuat korban baik perempuan maupun laki-laki menjadi segan untuk melaporkan/berbicara.
Lain halnya dengan Ernest Prakasa, menurutnya perkembangan zaman yang sudah berubah saat ini menjadi penyebab besar yang menyebabkan terjadinya kekerasan seksual tersebut.
Maka dari itu, dalam unggahannya di Instagram @ernestprakasa ia menyebut, “Zaman terus berubah, kesadaran pentingnya perlindungan terhadap perempuan juga sudah berubah waktunya kita tingkatkan,”.
Selain ketiga public figure tersebut, masih ada public figure lain yang juga menyemarakan gerakan anti kekerasan sosial di Instagramnya seperti Ayushita, Sheinina Cinnamon, hingga artis senior Happy Salma.
Baca Juga: Prancis dan Belgia Lengkapi Daftar 6 Negara yang Lolos Piala Dunia 2022 di Qatar
Mereka juga mendukung gerakan tersebut agar dapat mengurangi terjadinya kasus kekerasan seksual yang marak terjadi.
Namun dari dukungan yang dituliskan Cinta Laura, ia menggarisbawahi bahwa tidak adanya payung hukum yang dengan jelas mendefinisikan hak-hak korban, akhirnya mereka merasa TIDAK terdampingi, terlingdingi, dan yang paling krusial: DIDENGAR.
“Oleh sebab itu, orang-orang yang “berkuasa” secara sosial, finansial ataupun gender begitu gampangnya lolos dari aksinya yang miris,” tutur Cinta.