Ferdinand Hutahaean Tiba-tiba Singgung KAMI Bentukan Gatot Nurmantyo: Mati Sebelum Berkembang?

30 Juni 2021, 15:02 WIB
Mantan Politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean. /@ferdinand_huatahean/

BAGIKAN BERITA – Mantan Politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menyinggung eksistensi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang dibentuk oleh Gatot Nurmantyo dan Din Syamsudin.

Di tengah ramainya kritikan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), Ferdinand aktif membela presiden dari ”serangan” oposisi.  

Namun tiba-tiba, dalam cuitannya di Twitter, Ferdinand menyinggung KAMI dan mempertanyakannya.

Baca Juga: Tolak Beri Sanksi kepada Warga yang Ogah Divaksin, HNW Mestinya Pemerintah Maksimalkan Keteladanan dan Edukasi

“Apa kabar KAMI ya? Sudah lenyap aja blm setahun padahal sdh mati2an deklarasi ditengah pandemi covid. Mati sebelum berkembang?” cuit Ferdinand di akun Twitter @ferdinandhaean3, Rabu 30 Juni 2021.

Dia juga bahwa KAMI hanya bias ramai saja tanpa memiliki “akar” sehingga mudah lenyap.

“Begitulah contoh riuh oposan plastik dinegeri ini, tak mengakar hanya ramai pakai toa,” tambah dia.

Lebih lanjut, dia menyarankan Ketua Himpunan Mahsiswa Islam (HMI) untuk belajar dari lapangan agar bias lebih cerdas dalam mengkritik pemerintah.

Baca Juga: Presiden Jokowi Tunjuk Menko Marvest Luhut Binsar Pandjaitan jadi Koordinator PPKM Darurat Jawa-Bali

“Mgkn si Ketua HMI itu perlu belajar dilapangan biar cerdas dikit,” tambah dia.

Sementara itu, Presiden Jokowi menganggap, kritikan yang diunggah BEM UI di media sosial adalah hal biasa.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun memperbolehkan mahasiswa menyampaikan kritik kepadanya.

Akan tetapi, Jokowi mengingatkan jika dalam menyampaikan kritik harus memakai tata krama dan kesopanan.

"Saya kira ini bentuk ekspresi mahasiswa, ini negara demokrasi jadi kritik boleh-boleh saja," ujar Jokowi sebagaimana dilansir dari Sekretariat Kabinet, Selasa 29 Juni 2021.

Jokowi pun mengingatkan bahwa universitas tak boleh menghalangi para mahasiswa dalam menyampaikan ekspresi dan kritik.

 Baca Juga: Jokowi Jawab Kritikan BEM UI Soal King of Lip Service, Andi Arief: Penjelasannya Masih Membahayakan Demokrasi

"Dan universitas tidak perlu menghalangi mahasiwa untuk berekspresi," ucap Jokowi.

Namun demikian dirinya berharap, dalam menyampaikan kritik harus sesuai tata krama dan norma kesopanan.

"Ingat kita ini memiliki budaya tata krama, memiliki budaya kesopansantunan, ya saya kira biasa saja, mungkin mereka sedang belajar mengekspresikan pendapat," tambah Jokowi.

 Baca Juga: Anggaran Rp2 Triliun Cair Hari Ini, Menag Yaqut Cholil Qoumas: Tidak Boleh Ada Pemotongan dan Penyelewengan

Jokowi menganggap bahwa segala macam kritikan sudah biasa dia terima sejak dahulu.

"Itu kan sudah sejak lama ya, dulu ada yang bilang saya ini klemar-klemer, ada yang bilang juga saya itu plonga-plongo, kemudian ganti lagi ada yang bilang saya ini otoriter, kemudian ada juga yang ngomong saya ini bebek lumpuh dan baru-baru ini, saya ini bapak bipang, dan terakhir ada yang menyampaikan 'the king of lip service'," ucap Jokowi, Selasa 29 Juni 2021. ***

Editor: Ahmad Taofik

Sumber: Twitter @FerdinandHaean3

Tags

Terkini

Terpopuler