5 Tips Praktis Menjaga Keimanan Kita Agar Tetap Stabil Saat Ditimpa Musibah

13 April 2022, 06:30 WIB
lustrasi gunung berapi meletus /Pixabay.com/

BAGIKAN BERITA - Inilah 5 tips praktis menjaga keimanan kita agar tetap stabil saat ditimpa musibah menurut Al-Qur'an dan hadist.

5 tips praktis ini ditujukan kepada umat Islam yang ingin keimanannya terjaga meski mendapat cobaan saat ditimpa musibah.

Dengan mengikuti 5 tips praktis ini, diharapkan umat Islam bisa bersikap bijak dalam menghadapi cobaan tersebut, berikut pemaparannya.

Baca Juga: 2 Kegiatan di Masjid yang Tidak Diperbolehkan Rasulullah SAW dan Perlu Diketahui Umat Muslim

Pada saat ini, berbagai macam musibah sering melanda Indonesia, seperti gempa bumi, banjir, longsor, letusan gunung api, hingga pandemi COVID-19 yang entah kapan berakhirnya.

Secara umum, tren musibah meningkat selama satu dekade terakhir, didominasi oleh bencana banjir , tanah longsor dan pandemi Covid-19.

Meski demikian, musibah yang paling mematikan pada saat ini disebabkan oleh virus corona dan sampai tanggal 12 April 2022 telah memakan korban jiwa sebesar 155.717 orang.

Baca Juga: 7 Peristiwa Istimewa di Hari Jumat yang Wajib Diketahui Setiap Muslim dan Tidak akan Terjadi pada Hari Biasa

Jika kita perhatikan, sesungguhnya terdapat tiga macam arti bencana bagi seseorang. Pertama adalah bala, ini adalah ujian yang mengangkat derajat seseorang jika ia mampu melewatinya dengan baik, penuh kesadaran, keikhlasan, dan tawakal.

Bala memperkuat keimanan dan memperkokoh ketaatan seorang hamba. Bahkan, bala juga menjadi media peleburan dosa bagi hamba yang mampu menjalaninya dengan baik dan penuh kesabaran.

Kedua, bencana juga diartikan sebagai hukuman atau iqob, jika manusia melampaui batas dengan melanggar aturan Tuhan.

Baca Juga: 10 Waktu Terbaik untuk Memanjatkan Doa pada Allah SWT, Salah Satunya di Bulan Ramadhan

Contohnya, manakala manusia mengeksploitasi sumber daya alam sehingga merusaknya dan mengganggu keseimbangan alam.

Ketiga adalah pembinasaan atau azab. Bencana ini adalah apa yang terjadi pada umat terdahulu yang menolak ajakan para nabi untuk bertauhid kepada Allah SWT.

Manakala para nabi itu menyerukan keimanan, suatu kaum justru kian asyik tenggelam dalam kekufuran. Sebagai respon dari ketidakpatuhan secara berkesinambungan tersebut, maka Allah mengirimkan musibah yang membinasakan suatu kaum.

Baca Juga: 10 Hal yang Bisa Batalkan Puasa, Salah Satunya Muntah dengan Sengaja

Setelah menyimak uraian di atas, maka kita hendaknya tidak serta merta menyangkut pautkan suatu bencana dengan azab. Sebab, bisa jadi musibah tersebut adalah bala yang menguji keimanan seseorang. Terhadap musibah jenis ini, seorang muslim harus sabar dan ikhlas.

Sementara itu, musibah yang turun sebagai hukuman (iqob) menjadi suatu peringatan. Bilamana manusia menyadari kesalahannya, beristighfar, bertaubat, dan kembali kepada aturan-aturan Allah, maka akan diangkat musibah tersebut dan mengangkat derajat mereka.

Namun, jika musibah tersebut tidak kunjung membuat manusia sadar, maka akan diturunkan musibah lagi hingga hari pembalasan dan menjadi azab untuk kaum tersebut.

Baca Juga: Tips Mengontrol Rasa Lapar yang Berlebihan saat Puasa

Berikut ini beberapa hal yang patut dilakukan dalam rangka menguatkan iman seseorang ketika ditimpa musibah atau malapetaka yang dirangkum dari berbagai sumber diantaranya:

1. Berbaik sangka kepada Allah
“… Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Q.S. Al Baqarah 2: 216).

2. Bersabar
“Jika Kubebankan kemalangan untuk salah seorang hamba-Ku pada badannya, hartanya, atau anaknya, kemudian dia menerimanya dengan sabar yang sempurna, aku merasa enggan menegakkan timbangan baginya pada hari kiamat atau membukakan buku catatan amal baginya.” (Hadis Qudsi Riwayat Al Qudha’i, Dailami, dan Tirmidzi).

Baca Juga: 7 Makanan yang Sebaiknya Dihindari untuk Berbuka Puasa agar Tubuh Tetap Sehat

3. Banyak bersyukur kepada Allah SWT
Dalam sebuah hadis qudsi, Allah berfirman kepada para malaikat, “Jika Aku menguji salah seorang hamba-Ku yang beriman, lalu ia memuji-Ku atas ujian itu, maka berilah dia pahala sebagaimana pahala yang biasa kalian berikan kepadanya.” (HR. Ahmad dan Thabrani).

4. Memperbanyak istighfar dan menghisab diri
“Dan apa musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (Q.S. Asy-Syuuraa 42: 30).

5. Tawakal kepada Allah SWT.
“Sungguh menakjubkan bagi seorang mukmin! Tidak ada suatu takdir Allah tentang sesuatu melainkan selalu baik baginya. Bila dia ditimpa oleh suatu kemudharatan, dia pun bersabar dan perkara tersebut baik baginya.

Baca Juga: Tata Cara Bayar Fidyah untuk Pengganti Puasa di Bulan Ramadhan, Begini Perhitungannya

Dan, bila dia dianugerahkan suatu kesenangan, dia pun bersyukur dan perkara tersebut baik baginya. Dan, perkara itu tidak diperuntukkan kepada seseorang pun melainkan hanya bagi orang mukmin.” (H.R. Bukhari Muslim). ***

Editor: Ali Bakti

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler