"ai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Hasyr [59]: 18).
6. Memperbanyak dzikir dan tobat.
Apabila iman sudah menyentuh relung hati yang paling dalam, niscaya penghayatan terhadap rasa ketuhanan akan mengisi buhul-buhul kehidupan dalam diri seorang mukmin.
Pemujaan terhadap egoisme dapat disingkirkan dengan meleburkan diri dalam ketaatan dan kepatuhan terhadap segala perintah Allah yang didasari kesadaran akan kehadiran-Nya.
Kesadaran seperti itulah yang dimaksud dengan dzikir.Dzikir, menurut penafsiran Al-Kalabazi adalah ingatan yang terus-menerus ada kepada Allah dalam hati serta menyebut namanya dengan lisan.
Zikir berfungsi sebagai alat kontrol bagi hati dan perbuatan agar jangan sampai menyimpang dari garis yang sudah ditetapkan oleh Allah.
Lebih dari itu, zikir akan mengantarkan seorang mukmin ke alam ketenangan batin, kestabilan jiwa, dan rasa kebahagiaan yang sebenarnya.
Di dunia ini tidak ada manusia yang steril dari dosa. Artinya, semua orang pernah berbuat dosa. Yang membedakan kemudian adalah kadar dosa yang diperbuat, ada yang berbuat dosa kecil dan ada juga yang berbuat dosa besar.