Perjanjian Batu Tulis Antara Prabowo-Megawati Kembali Mencuat ke Publik, Begini Nasibnya Sekarang

- 29 Mei 2021, 19:06 WIB
Kebersamaan Megawati Soekarnoputri, Prabowo Subianto dan Puan Maharani.
Kebersamaan Megawati Soekarnoputri, Prabowo Subianto dan Puan Maharani. /Instagram /Puan Maharani

BAGIKAN BERITA - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pernah menandatangani perjanjian saat Pemilu 2009 lalu. 

Perjanjian tersebut berisi 7 poin yang ditulis di sebuah batu dan ditandatangani oleh keduanya di kediaman Megawati Soekarnoputri. 

Perjanjian batu tulis, salah satunya menyebutkan bahwa Prabowo Subianto bersedia menjadi calon wakil presiden mendampingi Megawati di Pilpres 2009, asalkan pada Pilpres 2014 Megawati mendukung penuh Prabowo Subianto menjadi Presiden. 

Baca Juga: Lagunya Bikin Baper, Anji Persembahkan Lagu untuk Pernikahan Ifan Seventeen dan Citra Monika

Nyatanya, Pada Pilpres 2014 lalu, Megawati dan Prabowo malah menjadi rival politik. PDIP kala itu mengusung Jokowi-JK. 

Sejak kekalahan Megawati-Prabowo di Pilpres 2009 dari SBY, hubungan mereka menjadi renggang. Puncaknya, pada Pilpres 2014, keduanya menjadi lawan politik yang saling "menjatuhkan". 

12 tahun berlalu, tiba-tiba perjanjian batu tulis mencuat kembali. Hal tersebut lantaran keakraban Prabowo Subianto bersama Megawati dan anaknya Puan Maharani yang ditunjukkan ke publik. 

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan perjanjian batu tulis yang dibuat Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sudah selesai pada Pemilu 2009.

Baca Juga: LIDA 2021 Babak Show Top 16 Besar Grup 2, Ratna, Rio, Faisal dan Jihan, Siapa yang Akan Tempati Polling Bawah?

"Kalau perjanjian batu tulis yang dimaksudkan dalam konteks politik Prabowo dan bu Mega untuk Pemilu sudah selesai pada tahun 2009," kata Hasto dalam diskusi daring oleh PARA Syndicate di Jakarta, Jumat.

Hasto menjelaskan syarat perjanjian batu tulis tidak dipenuhi karena terbukti pasangan Megawati-Prabowo kalah pada Pemilu 2009. Hasto juga menyindir adanya konflik di internal Partai Demokrat memunculkan suara-suara yang menggugat bahwa kemenangan Pemilu 2009 ternyata penuh dengan manipulasi.

"Politik itu menjadikan kekuasaan harus diperoleh dengan cara benar," ujar Hasto.

PDI Perjuangan, kata Hasto, sangat percaya kalau kekuasaan yang diperoleh dengan cara yang tidak benar akan membawa karma politik dan kesengsaraan lahir batin.

Baca Juga: Sedang Tayang, Inbox SCTV Dimeriahkan Repvblik, Anneth, Un1ty dann Bertabur Bintang Lainnya

"Di kantor PDI Perjuangan kami menuliskan, Satyameva Jayate dimana pada akhirnya kebenaran pasti akan menang," kata Hasto.

Perjanjian batu tulis merupakan perjanjian antara Megawati dan Prabowo saat berpasangan pada Pilpres 2009 yang ditandatangani di kawasan Batu Tulis, Bogor. Terdapat tujuh poin kesepakatan dalam perjanjian itu. Salah satunya Megawati Soekarnoputri mendukung pencalonan Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden pada Pemilu Presiden 2014.

Baca Juga: Lirik Lagu Jang Ganggu Milik Shine of Black Viral di Tik Tok dan Youtube

PARA Syndicate mengadakan diskusi daring dengan tema "Membaca Dinamika Partai dan Soliditas Koalisi Menuju 2024".

Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo mengatakan dinamika partai begitu dinamis pada tiga tahun jelang Pemilu 2024. Hajatan politik besar, yakni pemilihan presiden, pemilihan legislatif, dan pemilihan kepala daerah. Hampir semua partai mengalami dinamika politik beberapa waktu terakhir.***

Editor: Ahmad Taofik

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah