BAGIKAN BERITA – Putri Almarhum Presiden keempat Abdurahman Wahid (Gus Dur), Yenny Zannuba Ariffah Chafsoh atau dikenal Yenny Wahid menyerahkan surat pengunduran diri sebagai Komisaris Independen PT Garuda Indonesia (Persero).
Dalam unggahannya di akun Instagram pribadinya, @yennywahid mendatangi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada Kamis 12 Agustus 2021.
Yenny mengaku, jika dia sudah memantapkan diri untuk lepas dari perusahaan penerbangan pelat merah tersebut.
Alasannya, karena dia ingin Garuda Indonesia melakukan efisiensi dalam anggaran, di mana kini sedang sulit akibat pandemic covid-19.
”It's time to say goodbye. Sektor aviasi menjadi salah satu sektor paling terpukul oleh pandemi. Maskapai kebanggan kita, Garuda Indonesia pun mengalami hal yang sama. Pendapatan menurun drastis, sementara biaya-biaya masih tinggi.
Putri presiden keempat Abdurahman Wahid alias Gus Dur itu mengaku, bahwa langkahnya mundur dari Garuda Indonesia karena ingin meringankan beban negara.
Baca Juga: Bansos BST Rp3 Juta untuk Ibu Hamil, Begini Tata Cara Cek Daftar Penerima KPM PKH Tahun 2021
”Untuk membantu mengurangi biaya-biaya yang dikeluarkan Garuda, saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari posisi saya sebagai komisaris independen. Semoga langkah kecil ini membawa manfaat bagi perusahaan, agar lebih bisa cost efficient, sehingga bisa lebih lincah mengudara,” ungkapnya.
Dia menambahkan, bahwa jajaran direksi dan komisaris lainnya akan melanjutkan berbagai program penyelamatan perusahaan sebagaimana telah mereka susun.
Meski demikian, dia mengaku tetap siap menyumbangkan tenaga dan pikiran seandainya masih diperlukan oleh Garuda Indonesia.
”Saya percaya jajaran komisaris dan direksi lainnya akan bisa melanjutkan upaya yang telah kita rancang bersama untuk menyelamatkan Garuda. Walaupun tidak lagi bersama, saya akan selalu ada untuk Garuda apabila pikiran dan tenaga saya dibutuhkan,” ungkapnya.
Sebagaimana diketahui, Yenny Wahid ditunjuk sebagai Komisaris Independen Garuda Indonesia pada 22 Januari 2020. Dia diangkat Erick Thohir untuk melindungi dan memperjuangkan citra perempuan di maskapai pelat merah tersebut.***