Minta Keadilan! Hatice Cengiz Tunangan Jamal Khashoggi Curhat di Twitter, Ingin Mohammed Bin Salman Dihukum

1 Maret 2021, 19:16 WIB
Minta keadilan, Hatice Cengiz Tunangan Jamal Khashoggi Curhat di Twitter, Ingin Mohammed bin Salman Dihukum /twitter.com/mercan_resifi/

BAGIKAN BERITA - Hatice Cengiz, Tunangan jurnalis senior Jamal Khashoggi meminta kepada penegak hukum khususnya Amerika Serikat untuk menghukum Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed Min Salman (MBS) dalam kasus pembunuhan Khashoggi.

Hatice Cengiz ikut bersuara setelah Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed Bin Salman (MBS) menurut laporan intelejen Amerika Serikat telah menyetujui pembunuhan Jamal Khashoggi pada 2018 lalu.

"Sangat penting bahwa Putra Mahkota (Mohammed Bin Salman), telah memerintahkan pembunuhan yang kejam terhadap orang yang tidak bersalah (Jamal Khashoggi), hal itu harus dihukum tanpa penundaan," tulis Hatice Cengiz dalam bahasa Arab dan Inggris seperti di posting di akun twitter pribadinya.

Baca Juga: UP DATE COVID-19 Senin 1 Maret 2021: Sudah 36.325 Orang Meninggal Dunia di Indonesia, Hati-Hati!

Hatice Cengiz juga menambahkan bahwa dia akan mencari keadilan agar kejadian tersebut tidak terulang di masa depan.

Minta keadilan, Hatice Cengiz Tunangan Jamal Khashoggi Curhat di Twitter, Ingin Mohammed bin Salman Dihukum

"Ini tidak akan membawa keadilan yang kita cari untuk Jamal tapi merupakan tindakan pencegahan agar tidak terulang di masa yang akan datang."

"Kebenaran sudah diketahui dan telah terungkap sekali lagi, dan sekarang sudah dikonfirmasi." tuturnya.

Baca Juga: Waduh! Suster Sambil Menangis dan Berlutut Memohon kepada Polisi Myanmar untuk Tidak Menangkap Para Demonstran

Seperti diketahui, Jamal Ahmad Khashoggi lahir 13 Oktober 1958 dan meninggal 2 Oktober 2018 pada usia 59 tahun.

Dia adalah wartawan Saudi, kolumnis Washington Post, penulis, dan mantan manajer umum dan pemimpin redaksi Al Arab News Channel.

Di dunia internasional, Khashoggi dikenal atas kontribusinya untuk Al Watan sehingga bisa menjadi ruang bagi kalangan progresif di Saudi.

Baca Juga: Yordania Murka, Israel Izinkan 230 Warganya untuk Merayakan Festival Yahudi Purim di Areal Masjid Al-Aqsa

Ia meninggalkan Arab Saudi pada tanggal 18 September 2017. Sejak itu, ia rutin menulis artikel yang mengkritik negaranya. Khashoggi adalah kritikus utama Putra Mahkota Mohammed bin Salman yang merupakan pemimpin de facto Arab Saudi.

Khashoggi ditahan di konsulat Saudi di Istanbul pada tanggal 2 Oktober 2018. Sejumlah pejabat Turki percaya bahwa Khashoggi disiksa secara brutal selama beberapa hari dan dibunuh di dalam konsulat.

Pembunuhan tersebut dilakukan oleh 15 orang yang didatangkan langsung dari Arab Saudi.Penyiksaannya direkam, lalu jenazahnya dipotong dan diam-diam dikeluarkan dari konsulat.

Baca Juga: Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, Presiden Jokowi Ucapkan Duka Cita yang Mendalam di Kampus UII Yogyakarta

Pada 19 Oktober lalu, pemerintah Saudi mengakui bahwa Khashoggi telah tewas di dalam konsulatnya. Mereka mengklaim bahwa pertikaian dengan Khashoggi menghasilkan "perkelahian yang menyebabkan kematiannya".***

 

Editor: Ali Bakti

Sumber: Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler