Kemenangan Joe Biden Bawa Pengaruh Untuk Indonesia, 'Industri Perdagangan Sawit Harus Berhati-Hati'

8 November 2020, 13:15 WIB
Presiden AS terpilih, Joe Biden. /instagram/@joebiden

BAGIKAN BERITA - Joe Biden baru saja memenangkan pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) 2020 mengalahkan lawannya Donald Trump.

Kabar ini tentunya akan membawa perubahan untuk Amerika Serikat dan dunia tentunya.

Dibeberapa bidang, Indonesia telah menjalin kerjasama bilateral dengan Amerika Serikat, salah satunya dalam perdagangan.

Baca Juga: Sinopsis Bawang Putih Berkulit Merah Eps 204, Hari Ini Minggu 8 November di ANTV, Bayu Melamar Anna

“Indonesia tetap akan dipandang sebagai salah satu andalan AS di Asia Tenggara,” ungkap Guru Besar FISIP Unpad Prof. Arry Bainus, dalam diskusi “Satu Jam Berbincang Ilmu” yang digelar Dewan Profesor Unpad secara virtual, Sabtu 7 November 2020.

Kendati demikian ada sejumlah poin yang disoroti Arry jika benar Joe Biden terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat. Di antaranya isu lingkungan, pendidikan, ekonomi, hingga urusan diplomasi dan keamanan.

Di sektor lingkungan, Arry memprediksikan, Indonesia harus berhati-hati dalam melakukan perdagangan kelapa sawit.

Baca Juga: Setelah Gisel, Kini Giliran Jedar Trending Teratas di Twitter

“Komitmen Joe Biden yang akan membawa AS kembali masuk ke sejumlah isu global akan cenderung mengikuti Uni Eropa dalam melarang perdagangan yang berbau ‘merusak lingkungan’ seperti deforestasi, kebakaran hutan, hingga pembalakan liar,” jelasnya.

Sementara di sektor pendidikan, Indonesia punya peluang kerja sama dalam pemberian beasiswa bagi WNI serta kerja sama dalam pengembangan riset dan teknologi. Artikel ini telah tayang sebelumnya di Prfmnews.id dengan judul Joe Biden Menang, Guru Besar Ingatkan Indonesia untuk Hati-Hati dalam Industri Perdagangan Sawit

Peluang ini didasarkan atas kebijakan imigrasi yang terbuka dan pemberian kesempatan bagi tenaga ahli dari seluruh dunia untuk mengembangkan bakatnya di AS.

Baca Juga: Pencairan BLT Termin 2 Mundur Dan Berkurang Kuotanya, Ini Penyebabnya

Arry melanjutkan, di sektor kesehatan, Indonesia punya peluang dalam kerja sama kesehatan global dengan AS. Salah satunya adalah kerja sama penanggulangan Covid-19.

“Indonesia punya peluang untuk memenuhi kebutuhan alat kesehatan dan vaksinasi secara bersama-sama dengan AS,” kata Arry.

Tak hanya itu, ia pun menyoroti Joe Biden yang akan cenderung menjalankan kebijakan multilateralisme dengan mengandalkan sekutunya di Asia Tenggara dalam berbagai isu keamanan.

Baca Juga: Jadwal Liga Inggris 8 November, Manchester City VS Liverpool: Oxlade Chamberlain dan Thiago Absen

Indonesia menjadi negara yang dipandang penting untuk membuat kawasan Asia Tenggara tetap kondusif, terutama berkaitan dengan isu Laut Cina Selatan.

Indonesia akan berpeluang menjalin kerja sama bilateral dengan AS di bidang pertahanan, seperti persediaan senjata dan pelatihan militer bagi TNI. “Namun tergantung diplomasi yang dijalankan Indonesia,” tambahnya.

Di sektor ekonomi, Mantan Wakil Presiden Barrack Obama ini akan kembali menjalankan kebijakan Trans-Pacific Partnership (TPP) sebagai upaya untuk melawan kekuatan ekonomi Tiongkok yang meningkat.

Baca Juga: Gagal Jadi Presiden Amerika Serikat, Donald Trump Tak Terima Dan Klaim Dapat Suara Resmi 71 Juta

Meskipun bukan bagian dari TPP, Prof. Arry menilai Indonesia perlu mempertimbangkan kembali manfaat TPP bagi perekonomian. Ini disebabkan kebijakan Biden yang cenderung menjalankan multilateralisme.

Selain itu, diplomasi ekonomi dengan AS harus tetap ditingkatkan meskipun Indonesia telah mendapatkan surplus dari perdagangan dengan AS. Hal ini didasarkan, pasar AS tetap menjadi yang terbesar di dunia dan AS tetap melihat Indonesia terutama dari sektor migas.***(Haidar Rais/Prfmnews.id)

Editor: Yusuf Ariyanto

Sumber: PRFM News

Tags

Terkini

Terpopuler