Untuk Menekan Militer, Pedemo Meretas Situs Pemerintah Myanmar dan Ajak Perusahaan Asing Tidak Bayar Pajak

- 19 Februari 2021, 07:31 WIB
Untuk Menekan Militer,  Pedemo Meretas Situs Pemerintah Myanmar dan Ajak Perusahaan Asing Tidak Bayar Pajak
Untuk Menekan Militer, Pedemo Meretas Situs Pemerintah Myanmar dan Ajak Perusahaan Asing Tidak Bayar Pajak /Pixabay/

BAGIKAN BERITA - Sebuah kelompok pendemo bernama 'Peretas Myanmar' menyerang dengan meretas situs-situs pemerintahan Myanmar yang berafiliasi kepada junta militer.

Mereka meretas situs-situs pemerintah tersebut sebagai bentuk protes kepada junta militer yang telah mengkudeta pemerintahan yang sah hasil pemilu November lalu.

Kelompok bernama 'Peretas Myanmar' ini berhasil meretas situs-situs pemerintah seperti situs Bank Sentral, halaman propaganda militer Myanmar, televisi MRTV yang dikelola negara, Otoritas Pelabuhan Myanmar, dan Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan Myanmar.

Baca Juga: Waduh! Gara-Gara Bermain dengan Bom yang ditemukan di Semak-semak, Enam Orang Anak tewas Menggenaskan

Pada saat ini di Myanmar sedang terjadi perang di dunia maya setelah pemerintah militer Myanmar memutus koneksi internet selama empat hari berturut-turut.

Seperti diberitakan AFP, pada Kamis 18 Februari 2021), aksi kelompok peretas ini dilakukan sehari setelah ribuan orang ikut unjuk rasa memprotes kudeta yang melengserkan pemerintahan sipil Aung San Suu Kyi awal bulan ini.

"Kami berjuang untuk keadilan di Myanmar," kata kelompok peretas itu pada halaman Facebook mereka.

Baca Juga: Inilah 3 Misteri Kematian yang Patut Anda ketahui, Sehingga Bisa Menjadi Pelajaran Bagi Semua Orang yang Hidup

Selain itu, pada hari yang sama para pengunjuk rasa di Myanmar, berdemonstrasi di lokasi di mana sejumlah perusahaan asing terlibat dalam operasi pipa gas internasional.

Para pengunjuk rasa mengimbau perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam industri pipa gas untuk berhenti membayar pendapatan kepada pemerintah junta militer yang telah merebut dari pemerintah yanh sah hasil pemilu.

Halaman:

Editor: Ali Bakti

Sumber: AFP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x