BAGIKAN BERITA - Militer Amerika Serikat (AS) akhirnya membalas serangan tiga roket yang menerjang pangkalannya wilayah Kurdi di Irak Utara.
Serangan tersebut merupakan respon atas serangan yang dilakukan oleh milisi pro Iran terhadap pangkalan militer Amerika Serikat pada 15 Februari 2021 lalu yang menewaskan seorang kontraktor sipil dan lima orang lainnya termasuk seorang personel militer AS mengalami luka-luka.
Serangan balasan militer Amerika Serikat tersebut dilakukan pada Jumat 26 Februari 2021 waktu setempat. Akibat serangan tersebut menurut Juru Bicara Pentagon, John Kirby sekitar 22 anggota milisi pro Iran di Suriah tewas.
Selain itu serangan balasan tersebut, telah menghancurkan sejumlah fasilitas di titik kontrol perbatasan yang digunakan oleh kelompok militan yang didukung Iran.
Menurut berita yang dilansir AFP, Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa serangan yang pertama kali dilakukan setelah ia menjadi presiden sebagai peringatan bagi Iran.
"Anda tidak dapat bertindak dengan impunitas. [Iran] harus berhati-hati," kata Biden.
Seperti diketahui, serangan roket yang ditujukan kepada militer Amerika Serikat kala itu, sangat berdampak kepada moral pasukan amerika dan merupakan serangan yang paling berbahaya dalam kurun satu tahun belakangan ini.
Pada serangan itu, Saraya Awliya al-Dam sebuah milisi yang pro terhadap Iran yang menjadi musuh utama Amerika Serikat mengaku bertanggung jawab atas serangan yang ditujukan kepada pangkalan Amerika Serikat yang berada di bandara dekat kota Erbil tersebut.