Mereka sangat memperhatikan makanan. Makanan awal bagi anakanak Yahudi adalah buah-buahan serta kacang badam dan diikuti dengan menelan pil minyak ikan (code oil lever).
Anak-anak Yahudi sungguh cerdas. Rata rata mereka memahami tiga bahasa yaitu Hebrew, Arab, dan Inggris. Sejak kecil, mereka telah dilatih bermain piano dan biola. Ini adalah suatu kewajiban.
Menurut mereka, bermain musik dan memahami not dapat meningkatkan IQ. Seterusnya di kelas satu hingga enam, anak anak Yahudi akan diajar matematika berbasis perniagaan.
Segala pelajaran akan dengan mudah ditangkap oleh anak Yahudi. Selain dari pelajaran sains, olahraga juga menjadi kewajiban bagi mereka.
Olahraga yang diutamakan adalah memanah, menembak, dan berlari. Menurut teman Yahudi Leon, memanah dan menembak dapat melatih otak untuk fokus.
Disamping itu, menembak adalah bagian dari persiapan untuk membela negara. Masuk ke universitas, bangsa Yahudi diprioritaskan untuk belajar di fakultas ekonomi.
Mungkin Anda akan terperanjat melihat mereka begitu agresif dan seriusnya belajar ekonomi. Akhir tahun di universitas, mahasiswa diharuskan mengerjakan proyek sekaligus diharuskan untuk mempraktekkanya.
Mereka akan dinyatakan lulus jika tim (yang terdiri dari 10 orang mahasiswa) mendapatkan keuntungan sebanyak $US 1 juta! Anda terperanjat? Itulah kenyataannya. Percaya atau tidak, tentunya semua diserahkan kepada masing-masing orang.