Awalnya, setelah pembunuhan itu, media menyebutkan versi yang mengklaim bahwa pembunuhan itu dilakukan oleh regu pembunuh besar, dan 'saksi' tak dikenal atas pembunuhan itu menuduh bahwa mereka telah mendengar baku tembak dengan kekerasan di daerah tempat insiden terjadi.
NYT mengklaim bahwa robot yang dipersenjatai digunakan untuk mengeksekusi Fakrhizadeh, yang dilaporkan dikembangkan menggunakan kecerdasan buatan (AI).
Penggunaan AI menyebabkan jeda 1,6 detik antara lokasi pembunuhan dan penembak jitu, serta pergerakan yang disebabkan oleh peluru yang ditembakkan dan pergerakan mobil Fakhrizadeh
Menurut laporan itu, kamera pada kendaraan bersenjata mengidentifikasi Fakhrizadeh dan menunjukkan lokasinya di dalam kendaraan, di kursi pengemudi di samping istrinya, dan mengirimkan data ini kembali ke operator. Dalam satu menit setelah tembakan pertama, pembunuhan itu selesai.
Baca Juga: Minggu Berlimpah Rezeki, Banpres BPUM BRI dan BNI PNM Mekaar Rp1,2 Juta Segera Cair, Siapkan NIK KTP
Operator menembakkan 15 tembakan ke ilmuwan, yang kemudian meninggal dalam pelukan istrinya, menurut laporan.
Iran menyalahkan Israel atas pembunuhan Fakhrizadeh yang terjadi 27 November 2020 lalu. Ilmuwan ini dipandang intelijen Barat sebagai dalang program rahasia senjata nuklir Iran.
Pembunuhan Fakhrizadeh mendorong kecaman luas dari Iran, yang secara eksplisit menuduh Israel bertanggung jawab atas serangan itu dan mengancam akan membalas dendam.*** (Julkifli Sinuhaji/Pikiran Rakyat)
Disclaimer: Artikel ini sebelumnya telah tayang di Pikiran Rakyat berjudul “Ilmuwan Nuklir Iran Tewas Ditembak Robot Senjata Cerdas Milik Mossad Israel”