BAGIKAN BERITA - Menwa (Resimen Mahasiswa) tengah jadi sorotan usai meninggalnya GE (21), mahasiswa peserta yang mengikuti Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) Menwa tersebut.
GE merupakan mahasiswa UNS (Universitas Sebelas Maret) yang meninggal diduga meninggal akibat megalami kekerasan saat mengikuti Diklatsar Menwa.
Berdasarkan hasil autopsi sementara menunjukkan bahwa korban diduga tewas karena mengalami kekerasan dan peyumbatan di bagian otak saat mengikuti Diklatsar Menwa.
Korban, GE dilaporkan meninggal dunia pada Senin 25 Oktober 2021 saat dalam perjalanan mobil menuju rumah sakit.
Hal itu diketahui berdasarkan kronologis yang disampaikan panitia acara Diklatsar Menwa UNS.
Diketahui kegiatan Diklatsar Menwa direncanakan akan berlangsung mulai tanggal 23 hingga 31 Oktober 2021.
Sabtu 23 Oktober 2021, acara dimulai disekitar kampus UNS pukul 06.00 sampai 23.00 WIB, mulai dari penyambutan di Markas Menwa UNS hingga kegiatan di sekitar kampus dan jembatan danau.
Hari itu GE mengatakan dirinya mengalami keram kaki dan butuh pendampingan, esoknya dini hari para peserta mulai berkegiatan senam senjata hingga apel pagi dan kegiatan di Jembatan Jurug.
Setelah kembali ke kampus, GE mengeluh punggungnya kesakitan dan mendapat perawatan kompres kemudian mengigau dan tidak sadarkan diri.
Kemudian panitia kegiatan memutuskan membawa GE ke rumah sakit pukul 21.00 WIB namun saat dalam perjalanan, korban tidak bernafas dan dinyatakan meninggal sesampainya dirumah sakit.
Paman korban, Sutarno, mendapatkan kronologi dari penguruh pihak Menwa UNS, korban diduga tewas berawal dari kegiatan panjat tebing.
Sutarno mengatakan, GE lemas setelah turun dari tebing dan dikabarkan mengalami kesurupan.
Korban diduga telah meninggal lebih dari 2 jam setelah dikabarkan meninggal pada Senin 25 Oktober 2021, karena cairan yang keluar dari kepala korban sudah bau.
Sebelumnya keluarga GE dikunjungi dua orang tak dikenal yang kemungkinan adalah mahasisa kampus UNS, mengabarkan kondisi terkait keadaan korban dan diminta ke RSUD Dr Moewardi Solo.
Orangtua korban kemudian berangkat mengikuti kedua orang tersebut ke rumah sakit dan sesampainya disana sangat terkejut saat diarahkan ke kamar jenazah.
Berdasarkan informasi yang diketahui dari Direktur Reputasi Akademik dan Kemahasiswaan UNS, Sutanto, mengatakan bahwa korban GE tidak memiliki riwayat sakit saat mengikuti kegiatan Diklatsar Menwa.
Korban diistirahatkan saat mengeluhkan sakit keram pada kakinya, pihak kampus pun masih menunggu kabar hasil autopsi dari pihak kepolisian untuk mengungkap kejadian yang dialami korban.
Kapolres Solo Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak menjelaskan bahwa telah dilakukan pemeriksaan terhadap total 18 saksi yang terdiri dari 1 dosen, 9 panitia diklatsar, serta 8 peserta diklatsar.
Pihak kepolisian merubah status kasus menjadi penyidikan berdasarkan hasil dari penyelidikan di kawasan kampus UNS serta Jembatan Jurung di Bengawan Solo.***