Sementara itu, Ketua MFA Ade Lendeng mengatakan, MFA sendiri merupakan wadah bagi anak muda untuk menyalurkan hobi dan bakatnya dalam seni beladiri.
MFA baru berdiri di tahun 2022, dan ikut bergabung bersama komunitas lainnya untuk berbagi kepada anak-anak yatim.
“MFA baru pertama kali gabung event ini karena kita berdiri tahun 2022, baru setahun kemarin. Kita ikut sama Lendeng digabungin,” ujar Ade Lendeng.
MFA sendiri kini tengah mempersiapkan atletnya untuk mengikuti ajang One Pride MMA. Ada enam atlet yang tengah digodok untuk bisa mengikuti One Pride MMA.
Sementara member MFA sendiri tidak dibatasi. Menurut Ade, siapapun boleh ikut MFA untuk menyalurkan hobinya.
“Kalau untuk atlet itu ada latihan setiap hari. Tapi kalau member, itu ada pembinaan. Biayanya untuk pelajar Rp300 ribu dan umum Rp400 ribu. Kita latihan delapan kali,” ujarnya.
Ade menambahkan, harapan jangka panjangnya, atlet binaan MFA bisa mengikuti pertandingan yang lebih luas hingga UFC yang berbasis di Las Vegas di Amerika Serikat.
Ronald Sekjen Lendeng N D’Gank mengatakan, di Lendeng sendiri tidak mengenal istilah ketua ataupun pengurus tapi yang ada adalah Anu Boga (yang memiliki).