Keutamaan Berangkat Shalat Jumat Lebih Awal Pahalanya Setara Berkurban Seekor Unta, Ini Penjelasan

- 4 September 2020, 07:30 WIB
Ilustrasi Masjid*/Pixabay.com
Ilustrasi Masjid*/Pixabay.com /

Baca Juga: Jadwal SIM Keliling Polresta Bandung Hari Ini, 04 September 2020

Terlebih dalam hadits lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menyatakan:

ثَلَاثٌ لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِيْهِنَّ لَرَكَضُوْا رَكْضَ الْإِبِلِ فِي طَلَبِهِنَّ اَلْأَذَانُ وَالصَّفُّ الْأَوَّلُ وَالْغُدُوُّ إِلَى الْجُمُعَةِ

“Ada tiga perkara yang seandainya semua orang mengetahui apa yang ada di dalamnya, tentu mereka akan lari seperti unta untuk memburunya. Ketiganya adalah azan, barisan paling depan, dan berangkat shalat Jumat lebih awal” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Ditambahkan Imam Ahmad ibn Hanbal, “Yang paling utama di antara ketiganya adalah berangkat shalat Jumat lebih awal.” Dalam riwayat lain disebutkan: Sesungguhnya para malaikat senantiasa memperhatikan orang yang terlambat dari waktunya pada hari Jumat. Satu sama lain bertanya, “Apa yang dilakukan si fulan dan apa yang membuatnya terlambat?” Yang lain menjawab, “Ya Allah, jika yang menyebabkan dirinya terlambat adalah kefakiran maka cukupkanlah.

Jika yang membuatnya terlambat adalah penyakit maka sembuhkanlah. Jika yang membuatnya terlambat adalah kesibukan, maka luangkanlah waktunya untuk beribadah kepada-Mu. Jika yang membuatnya terlambat adalah kelalaiannya maka hadapkanlah hatinya untuk taat kepada-Mu,” (HR. Al-Baihaqi).

Adanya penjelasan al-Nawawi ini tentu bukan berarti kita boleh menurunkan semangat orang yang hendak berangkat shalat Jumat pagi hari. Namun, tampaknya pendapat inilah yang lebih memungkinkan diterapkan di tengah masyarakat yang super-sibuk seperti sekarang ini.

Boleh jadi orang yang belum bisa berangkat lebih awal karena tidak tahu, tahu tetapi lupa, atau tahu tetapi tak memiliki waktu. Marilah kita beramal seraya mengingat keutamaan yang akan kita dapatkan, layaknya kita bekerja dengan mengingat hasilnya.

Beramallah demi meraih keuntungan akhirat seperti kita bekerja demi meraih keuntungan dunia. Saat di perjalanan menuju masjid, al-Ghazali menyarankan hendaknya hati kita dipenuhi dengan kekhusyukan, kerendahan hati, dan diniatkan beritikaf di masjid hingga waktu shalat.

Baca Juga: Jadwal Acara tvN Hari Ini Jumat 4 September 2020, Saksikan Keseruan Drama Korea Flower of Evil

Niatkan pula untuk bergegas memenuhi seruan Allah subhanahu wata’ala, yakni menunaikan kewajiban Jumat, sekaligus memburu ampunan dan rida-Nya. (Lihat: al-Ghazali, Ihya ‘Ulumiddin, [Kairo: Darut Taqwa lit-Turats], 2000, jilid 1, hal. 214). Sebagai penutup, berikut adalah kisah Ibnu Mas‘ud. Suatu Jumat, ia berangkat ke masjid lebih awal.

Namun, di dalam masjid ia sudah melihat tiga orang di sana. Mereka datang lebih dulu dari dirinya. Meski begitu dirinya harus puas dengan keadaan itu. Namun, ia tetap mencela dirinya, “Aku adalah orang yang datang keempat. Sedangkan orang yang datang keempat tidak termasuk orang yang datang lebih awal.” Mudah-mudahan kita senantiasa memiliki kesempatan untuk beramal dan memperbaiki amal. Amin ya rabbal alamin.***

Halaman:

Editor: Hendra Karunia

Sumber: islam.nu.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah