Boleh jadi orang yang belum bisa berangkat lebih awal karena tidak tahu, tahu tetapi lupa, atau tahu tetapi tak memiliki waktu. Marilah kita beramal seraya mengingat keutamaan yang akan kita dapatkan, layaknya kita bekerja dengan mengingat hasilnya.
Beramallah demi meraih keuntungan akhirat seperti kita bekerja demi meraih keuntungan dunia. Saat di perjalanan menuju masjid, al-Ghazali menyarankan hendaknya hati kita dipenuhi dengan kekhusyukan, kerendahan hati, dan diniatkan beritikaf di masjid hingga waktu shalat.
Baca Juga: Berikut Bacaan Sholawat Nabi Bahasa Arab dan Terjemahannya, Ini Keutamaan Sholawat Nabi Muhammad
Niatkan pula untuk bergegas memenuhi seruan Allah subhanahu wata’ala, yakni menunaikan kewajiban Jumat, sekaligus memburu ampunan dan rida-Nya. (Lihat: al-Ghazali, Ihya ‘Ulumiddin, [Kairo: Darut Taqwa lit-Turats], 2000, jilid 1, hal. 214). Sebagai penutup, berikut adalah kisah Ibnu Mas‘ud. Suatu Jumat, ia berangkat ke masjid lebih awal.
Namun, di dalam masjid ia sudah melihat tiga orang di sana. Mereka datang lebih dulu dari dirinya. Meski begitu dirinya harus puas dengan keadaan itu. Namun, ia tetap mencela dirinya, “Aku adalah orang yang datang keempat. Sedangkan orang yang datang keempat tidak termasuk orang yang datang lebih awal.” Mudah-mudahan kita senantiasa memiliki kesempatan untuk beramal dan memperbaiki amal. Amin ya rabbal alamin.***