Waspada Gempa Tsunami di Pantai Selatan Jawa Barat dan Jawa Timur, Begini Riset Ilmuwan ITB

- 21 September 2020, 13:21 WIB
Ilustrasi gempa bumi.
Ilustrasi gempa bumi. /

BAGIKAN BERITA - Warga di sepanjang Pantai Selatan Jawa Barat dan Selatan Jawa Timur harus waspada dan berhati-hati. 

Para ilmuwan mengeluarkan peringatan dini akan adanya potensi gempa bumi dan tsunami yang terjadi di wilayah tersebut. 

Seperti diberitakan Pikiranrakyat-Depok.com sebelumnya, data tersebut didukung pula oleh riset dari Guru Besar bidang Seismologi di Institut Teknologi Bandung (ITB), Sri Widiyantoro.

Baca Juga: Harga Janda Bolong Semakin Melejit Kalahkan Mobil LCGC, Merawatnya Bikin Bahagia

Tinggi tsunami pun diperkirakan oleh risetnya akan mencapai 20 meter di pantai selatan Jawa Barat dan 12 meter di selatan Jawa Timur.

Berdasarkan hasil riset, terdapat wilayah minim gempa yang disebut pula sebagai seismic gap.

Dikutip Bagikan Berita dari laman Earthquake via Pikiran-Rakyat.com, seismic gap atau celah seismik adalah bagian dari sesar yang menghasilkan gempa bumi di masa lalu.

Seiring berjalannya waktu daerah tersebut menjadi 'tenang' sehingga disebut sebagai wilayah minim gempa.

Baca Juga: Jadwal Acara ANTV Hari Ini Senin 21 September 2020, Saksikan Bawang Putih Berkulit Merah Malam Ini

Untuk beberapa celah seismic, tidak ada gempa bumi yang teramati secara historis oleh para ahli.

Tapi sejumlah pihak merasa yakin bahwa segmen sesar mampu menghasilkan gempa bumi atas dasar lain.

Artikel Ini Sebelumnya Telah Tayang di Pikiran Rakyat berjudul Ramai Riset ITB Sebut Tsunami 20 Meter Bisa Terjadi di Pantai Jabar dan Jatim, Apa Itu Seismic Gap?

Seperti informasi gerakan lempeng atau pengukuran renggangan yang pada akhirnya menghasilkan gempa bumi.

Terkait dengan hasil riset Sri Widiyantoro, timnya menggunakan data GPS yang berasal dari 37 stasiun di Jawa Timur dan Jawa Tengah selama enam tahun terakhir.

Baca Juga: Sinopsis Bawang Putih Berkulit Merah Episode 158 di ANTV Malam Ini Senin 21 September, Raline Alami

Kesimpulannya menyebutkan bahwa area seismic gap tersebut mampu menjadi sumber gempa bumi di masa mendatang jika deformasi GPS yang diamati lebih kecil daripada laju gerak lempeng (defisit slip).

Adapula teori seismic gap yang memprediksi bahwa ukuran relatif dan frekuensi gempa bumi di suatu daerah tergantung pada ukuran dan frekuensi gempa bumi di daerah lain.

Misalnya, jika daerah yang mengalami banyak gempa kecil kemungkinan tinggi tak akan mengalami gempa besar.

Baca Juga: Kemnaker Tidak Akan Transfer BLT Subsidi Gaji, Tidak Bisa Dicairkan ke 5 Rekening Bank yang Langgar

Sementara wilayah yang tak pernah mengalami gempa bumi dalam jangka waktu lama, diprediksi akan mengalami gempa lebih besar.

Berdasarkan definisi dari laman Dictionary, seismic gap pun dapat disebut sebagai bagian dari sesar aktif yang mengalami sedikit atau tidak ada aktivitas seismik untuk waktu lama.

Menurut Sri Widiyantoro, kemungkinan besar tsunami sangat besar terjadi dengan ketinggian maksimum 20.2 meter di dekat pulau-pulau kecil sebelah selatan Banten dan 11.7 meter di Jawa Timur.

Ia pun menambahkan bahwa hasil riset yang dilakukan oleh timnya diharapkan dapat membuat pihak-pihak tertentu menambah instrumen sistem peringatan dini tsunami yang relatif masih jarang untuk area di selatan Pulau Jawa.

Tujuannya, yakni untuk melindungi penduduk di wilayah pesisir agar selamt dari bencana tsunami.***

Editor: Ahmad Taofik

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah