Di Jerman pada 1988, Belanda akhirnya merasakan trofi juara turnamen utama sepak bola dunia setelah gol Marco van Basten dalam final melawan Uni Soviet di Stadion Olimpiade, Munchen, pada 25 Juni 1988, memastikan mereka mengangkat trofi Euro untuk pertama kalinya.
Saat itu, pelatih Belanda saat ini, Ronald Koeman, menjadi salah satu koreografer di balik sukses Oranye pada 1988.
Adu pola strategi 4-3-3 versus tiga bek tengah
4-3-3 versus tiga bek tengah
Ronald Koeman kemungkinan menurunkan skuad lengkap dalam formasi 4-3-3 untuk Belanda, sedangkan Michal Probierz memasang lima pemain sejajar di tengah guna membarikade tiga bek tengah Polandia dalam formasi 3-5-2.
Melalui 4-3-3, Koeman berharap Belanda mendikte lawan seperti biasa mereka lakukan dan memastikan fluida sepak bola "total football".
Dalam formasi ini, Koeman mungkin memasang Memphis Depay sebagai ujung tombak serangan, atau mungkin Brian Brobbey. Si ujung tombak akan didampingi Cody Gakpo dan Xavi Simmons di kedua sayap serangan.
Mereka semua dikenal memiliki kemampuan dalam konstan menyerang pertahanan lawan. Jan Bednarek yang menggalang lini belakang Polandia harus awas dengan manuver tim serang Oranye ini.
Belanda sendiri tidak pernah mengandalkan gol hanya kepada penyerang-penyerangnya. Semua pemain bisa mencetak gol, termasuk bek tengah Virgil van Dijk, dan dua kedua full back yang biasanya aktif membantu serangan, termasuk Nathan Ake dan Denzel Dumfries yang kemungkinan menjadi starter.