BAGIKAN BERITA - Salah satu catatan sejarah kelam bangsa Indonesia adalah berdirinya Gerakan Aceh Merdeka, GAM.
GAM berdiri pada 4 Desember 1976 dan diproklamirkan ke dunia di Bukit Tjokkan. Hasan Tiro dan pengikutnya mengeluarkan pernyataan melawan pemerintah Indonesia melalui organisasi Aceh Merdeka.
Gerakan Aceh Merdeka GAM merupakan sebuah organisasi separatis yang memiliki tujuan supaya Aceh lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Baca Juga: Subhanalloh, Tampak Sepele Tapi Amalan Ini Pahalanya Lebih Baik Dibanding Dunia dan Seisinya
Konflik antara pemerintah RI dan GAM yang diakibatkan perbedaan keinginan ini telah berlangsung sejak tahun 1976 dan menyebabkan jatuhnya hampir sekitar 15.000 jiwa.
Gerakan ini juga dikenal dengan nama Aceh Sumatra National Liberation Front (ASNLF). GAM dipimpin oleh Hasan di Tiro selama hampir tiga dekade bermukim di Swedia dan berkewarganegaraan Swedia.
Pada tanggal 2 Juni 2010, ia memperoleh status kewarganegaraan Indonesia, tepat sehari sebelum ia meninggal dunia di Banda Aceh.
Baca Juga: Terlilit Hutang? Amalkan Dzikir Tuntunan Rasulullah ini Setiap Hari, Insyalloh Cepat Lunas
Lantas pertanyaannya kenapa GAM memproklamirkan diri pada 4 Desember?
Dalam bukunya The Price of Freedom: The Unfinished Diary of Tengku Hasan Di Tiro, deklarator GAM menukilkan bahwa deklarasi harus dilakukan pada tanggal 4 Desember, karena alasan simbolis dan historis.
Keputusan ini merujuk pada peristiwa Belanda yang berhasil menembak dan membunuh Kepala Negara terakhir Aceh-Sumatra, Tengku Tjhik Maat di Tiro, di medan perang Alue Bhot, Tangse pada 3 Desember 1911.
Baca Juga: Jalan Cerita Ikatan Cinta Jumat 4 Desember, Aldebaran Sukses Balas Kejahatan Elsa dan Mama Sarah
Oleh karena itu, Belanda menghitung tanggal 4 Desember 1911, sebagai hari berakhirnya Negara Aceh sebagai entitas yang berdaulat, dan hari ‘kemenangan’ final Belanda atas Kerajaan Aceh-Sumatra.
Dalam buku The Price of Freedom: The Unfinished Diary of Tengku Hasan Di Tiro itu juga diketahui, bahwa Tengku Tjhik Maat di Tiro merupakan pamannya Hasan Tiro, pemimpin Gerakan Aceh Merdeka. ***