5 Puasa Sunnah yang Mengantarkan ke Surga, Nomor 4 Paling Banyak Dikerjakan Umat Islam

- 18 November 2020, 15:54 WIB
Ilustrasi makanan sahur sata puasa walau hanya sekerat roti atau segelas air. a
Ilustrasi makanan sahur sata puasa walau hanya sekerat roti atau segelas air. a /PIXABAY /

BAGIKAN BERITA - Puasa adalah amalan yang sangat utama. Dengan puasa, seseorang akan terlepas dari berbagai godaan syahwat di dunia dan terlepas dari siksa neraka di akhirat.

Puasa pun ada yang diwajibkan dan ada yang disunnahkan. Setelah kita menunaikan yang wajib, maka alangkah bagusnya kita bisa menyempurnakannya dengan amalan yang sunnah.

Ketahuilah bahwa puasa sunnah nantinya akan menambal kekurangan yang ada pada puasa wajib. Oleh karena itu, amalan sunnah sudah sepantasnya tidak diremehkan.

Baca Juga: Bangkai Paus Sperma Sepanjang 13 Meter yang Ditemukan di Teluk Serangan Bali Akan Diteliti

Selain itu, bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan, yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. "Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi. ” (H.R. Muslim)

Dari hasil penelitian ini juga terbukti bahwa tingkat peradangan dapat berkurang. Bahkan, disebutkan pula berpuasa dapat melindungi otak. Maka, risiko penyakit degeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson pun bisa dikurangi.

Seorang ahli asal Rusia, dr. Yuri Nikolayev dari The Moscow Institute of Psychiatry., menyatakan bahwa puasa sebagai penemuan terbesar dalam bidang kesehatan.

Menurutnya, puasa mampu membuat seseorang menjadi awet muda dan sehat secara fisik, mental, dan spiritual.

Macam-macam puasa sunnah:

1. Puasa enam hari di bulan Syawal

 Rasulullah Saw. bersabda, “Barang siapa berpuasa Ramadhan dan meneruskannya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, berarti dia telah berpuasa satu tahun” (H.R. Muslim dan Abu Daud).

Dalam hadis tersebut diterangkan bahwa pahala orang yang berpuasa Ramadhan dan enam hari di bulan Syawal sama pahala dengan puasa setahun. "Karena, satu pahala kebaikan nilainya sama dengan sepuluh kali kebaikan (lihat Q.S. Al-An‘aam [5]:160).

Baca Juga: Segera! Vaksin Covid-19 Buatan Anak Negeri Siap Diproduksi Tahun 2021

2. Puasa Arafah Puasa

Arafah adalah puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah. Pada saat itu, kaum Muslim yang melakukan ibadah haji berkumpul wukuf di Padang Arafah.

Hari Arafah memang salah satu hari istimewa karena pada hari itu Allah membanggakan para hambaNya yang sedang berkumpul di Arafah di hadapan para malaikat-Nya.

Nabi Muhammad SAW. bersabda, “Tidak ada satu hari yang lebih banyak Allah memerdekakan hamba dari neraka pada hari itu daripada hari Arafah. Sesungguhnya Allah mendekat, kemudian Dia membanggakan mereka (para hamba-Nya yang sedang berkumpul di Arafah) kepada para malaikat,"

3. Puasa Tasu‘a dan ‘Asyura (9 dan 10 Muharram)

Puasa yang dilaksanakan setiap tanggal 9 dan 10 Muharram disebut juga puasa hari Tasu‘a dan hari ‘Asyura.

Hari ‘Asyura adalah hari ke-10 bulan Muharram, sedangkan hari Tasu’a adalah hari ke-9 bulan Muharram. Hukum puasa pada hari ‘Asyura adalah sunnah muakkad.

Hikmah dianjurkannya puasa hari ke-10 disertai dengan hari sebelumnya (hari ke-9) adalah Supaya berbeda dengan umat Yahudi karena mereka juga dulu menjalankan tradisi puasa bertepatan pada 10 Muharram saja, sehingga untuk membedakannya disunnahkan bagi umat Islam melakukan puasa pada 9 dan 10 Muharram . 

Baca Juga: Google Akan Salurkan Bantuan Rp155 Miliar untuk UMKM dan Pencari Kerja di Indonesia

4. Puasa Senin-Kamis

Shaum atau puasa sunnah Senin-Kamis memang kedudukan hukumnya “hanyalah” anjuran. Yang biasanya diartikan: jika dilakukan berpahala dan jika tidak dilakukan tidak berdosa.

Padahal, jika kita mau jujur, sesungguhnya puasa sunnah, seperti ibadah-ibadah sunnah lainnya, jika kita tinggalkan maka kita akan rugi. Karena berkurang sudah pahala kebaikan yang semestinya akan didapatkan jika kita melakukannya. 

5. Puasa Daud

Puasa Daud merupakan puasa yang senantiasa dilaksanakan oleh Nabi Daud. Pelaksanaannya dilakukan secara selang-seling. Artinya, apabila hari Senin puasa, hari Selasa tidak puasa.

Puasa dilanjutkan kembali pada hari Rabu dan pada hari Kamis tidak puasa. Begitu seterusnya, sehingga apabila seorang Muslim senantiasa melaksanakan ibadah puasa Daud, dia telah melaksanakan ibadah puasa selama setengah tahun.

Hal tersebut sesuai dengan hadis berikut ini, “Puasa yang paling disukai Allah adalah puasanya Daud a.s., ia berpuasa sehari dan berbuka sehari. Shalat yang paling disukai Allah adalah sholatnya Daud; ia tidur separuh malam, beribadah sepertiga malam, dan tidur lagi seperenamnya.” (H.R. Muslim). ***

Editor: Ahmad Taofik


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x