Mengapa Sebagian Orang Tidak Bisa Minum Susu Sapi (Intoleransi Laktosa)

2 Februari 2021, 11:22 WIB
Mengapa Sebagian Orang Tidak Bisa Minum Susu Sapi (Intoleransi Laktosa) /Pixabay. Com/
BAGIKAN BERITA-Perlu diketahui bahwa intoleransi laktosa berbeda dengan alergi susu. Meskipun keduanya berhubungan dengan reaksi tubuh terhadap susu, tapi keduanya merupakan hal yang berbeda.
 
Alergi susu dapat menyebabkan efek pada bagian tubuh seperti gatal, bentol, bengkak, sesak nafas, muntah-muntah dan lainya. 
 
Sedangkan intoleransi laktosa tidak menimbulkan efek tersebut. Intoleransi laktosa akan menimbulkan efek pada sistem pencernaan seperti diare, mual, muntah, nyeri atau kram perut, kembung dan sering buang angin.
 
Baca Juga: Lima Merchant ShopeePay Terbaru Minggu ini Siap Dukung Hobi Kamu
 
Susu yang dimaksud disini adalah susu sapi, kambing atau domba beserta produk turunanya seperti keju
 
 
Lalu, siapa saja kah yang dapat terkena intoleransi laktosa?
 
Banyak situs kesehatan memperkirakan 65% - 70% penduduk dunia adalah seorang yang intoleransi laktosa atau tidak dapat dengan baik menerima susu atau produk susu (sapi, kambing atau domba).
 
 
Dengan gambaran kita dapat simpulkan bahwa 7 dari 10 orang bisa saja merupakan seorang yang intoleran terhadap susu. 
 
Baca Juga: Waduh! Almarhumah Soraya Abdullah Pernah Membuat Umi Pipik Cemburu
 
 
Tapi jangan salah menyimpulkan dahulu. Presentse ini adalah presentase manusia diseluruh dunia. 
 
 
Faktanya, tiap etnik presentasenya berbeda beda. Bangsa Eropa bagian utara seperti Swedia, Belanda dan Inggris memiliki presentase 5% penduduknya intoleransi laktosa. 
 
 
Artinya,95% penduduknya dapat mengkonsumsi susu sapi tanpa merasakan efek apapun. Beberapa etnik wilayah Asia dan Afrika dan penduduk asli Amerika bisa memiliki presentase hingga 100 %. Yang artinya seluruh penduduknya memiliki gejala intoleransi laktosa.
 
Baca Juga: Inilah Unggahan Umi Pipik Mengenai Kematian Sahabatnya Soraya Abdullah yang Bikin Merinding: Sedih!
 
Kemampuan mencerna susu ini dapat memiliki efek yang berbeda setiap orang dengan takaran yang berbeda pula.
 
Beberapa orang mungkin hanya akan merasakan sebagian dari efek itu, beberapa orang juga mungkin butuh takaran konsumsi lebih dari yang lainya untuk merasakan efek dari intoleransi itu. 
 
Faktanya, banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka adalah seorang yang intoleran terhadap susu sapi dan produknya ini.
 
Intoleransi laktosa sebagai bukti evolusi manusia.
Meminum susu sapi dimulai ketika manusia mulai menjinakan sapi ribuan tahun lalu. 
 
Baca Juga: Polisi Ringkus Suami yang Tega Bakar Istri di Deli Serdang
 
Pada awalnya semua manusia tidak dapat mentoleransi susu sapi. Kebiasaan meminun susu sapi selama ribuan tahun membuat perubahan pada gen alamiah kita hingga akhirnya sebagian dari kita dapat meminum susu sapi tanpa merasakan efeknya.
 
Penduduk Eropa Utara dan Tengah, Afrika Utara dan Timur Tengah mungkin adalah kelompok pertama yang mengembangkan toleransi terhadap susu sapi. 
 
Sebab, di wilayah inilah diperkirakan manusia mulai menjinakan sapi. Sedangkan kelompok masyarakat yang tidak mengenal budaya memelihara sapi seperti bangsa Indian di Amerika, dapat dipastikan intoleran terhadap susu sapi. 
 
Baca Juga: Israel Bagikan 2000 Vaksin COVID-19 ke Palestina Buatan Moderna
 
Bangsa Indonesia sendiri merupakan bangsa yang tidak memiliki budaya berternak sapi. 
 
Ya, beberapa daerah mungkin memiliki budaya ini, namun bisa dikatakan belum terlalu lama. 
 
Budaya berternak sapi diperkirakan masuk bersamaan dengan masuknya budaya India ke Indonesia. 
 
Jika melihat sejarah, budaya India mulai mempengaruhi kita kurang lebih 2000 tahun lalu, sedangkan sapi sendiri mulai dijinakan 15.000 - 20.000 tahun lalu. 
 
Baca Juga: Ayo Cek di www.pln.co.id Siapa Tahu Anda Penerima Stimulus COVID-19 : Ada Token Gratis!
 
Yang artinya kita sedikit terlambat. Belum lagi, meminum susu sapi bukan merupakan budaya kita. 
 
Budaya minum susu sapi secara umum baru diperkenalkan bangsa Belanda saat masa penjajahan atau kurang lebih 500 tahun. 
 
Sehingga dapat diperkirakan bahwa masyarakat kita memiliki kemungkinan intoleran yang sangat tinggi. Namun kembali lagi, efek dari intoleransi laktosa ini berbeda tingkatanya pada setiap orang. 
 
Baca Juga: Sejarah 2 Februari 2014, Gol Makan Konate Bawa Persib Memenangkan Laga Melawan Sriwijaya FC di Jalak Harupat
 
Juga, seiring waktu kita mulai beradaptasi dengan kebiasaan ini sehingga mungkin tidak akan merasakan efek yang terlalu signifikan. 
 
Lalu, bagaimana dengan anda? Apakah anda seorang yang intoleran atau toleran laktosa?***
 

Editor: Hendra Karunia

Tags

Terkini

Terpopuler