Kisah Terbunuhnya Cucu Nabi dalam Tragedi Karbala di Hari Jumat

11 Desember 2020, 13:42 WIB
Ilustrasi saat cucu Nabi Muhammad SAW dibunuh dalam tragedi Karbala di hari Jumat*/ /Pixabay.com


BAGIKAN BERITA - Menyebut nama Karbala akan terlintas dalam benak tentang sebuah peristiwa yang sangat menyayat hati dan tragis dalam sejarah kehidupan umat Islam.

Betapa tidak, salah seorang cucu Rasulullah SAW, yakni Husein bin Ali bin Abu Thalib, tewas terbunuh di wilayah ini.

Bahkan dalam beberapa riwayat disebutkan, kepalanya sampai terpisah dari badannya.

Peristiwa itu telah terjadi lebih dari 1350 tahun silam, tepatnya pada hari jumat 10 Muharram 61 H, atau 9/10 Oktober 680 M. Berikut penjelasannya yang dirangkum Bagikan Berita dari berbagai sumber.

Baca Juga: Manjakan Fans KPop, Shopee Boyong Stray Kids dan GOT7 Tampil di TV Show Shopee 12.12 Birthday Sale!

Penolakan Yazid I, Putra Muawiyah telah terasa begitu dia dicalonkan menjadi khalifah berikutnya. Penolakan ini terjadi terutama dari penduduk Hijaz yang berpusat di Madinah dan Mekah.

Di wilayah Hijaz terdapat empat tokoh yang disegani kala itu; Abdurrahman bin Abu Bakar Ash-Shiddiq, Abdullah bin Umar bin Al-Khathab, Husain bin Ali bin Abi Thalib, dan Abdullah bin Zubair bin Awwam.

Mereka semua menentang khalifah baru pilihan Muawiyah, karena dinilai tidak sesuai dengan tradisi Islam dan prinsip yang ditegakkan oleh para khalifah Rasyidin.

Baca Juga: 9 Waktu Tidur yang Dibutuhkan untuk Semua Usia

Pencalonan khilafah harus memenuhi kriteria yang baik dari semua segi, terutama agama dan tidak ada hubungan keluarga dengan penguasa yang sedang memerintah.

Sedangkan Yazid sangat jauh dari kriteria pilihan umat karena dia lebih menyukai anggur dan musik daripada kepentingan umum,” ungkap Syed Mahmudunnasir dalam Islam: Konsepsi dan Sejarahnya (2005).

Yazid I dicalonkan menjadi khalifah oleh ayahnya tahun 679 (M) dan resmi menjadi khalifah pada 680. Pemerintahannya tidak berlangsung lama, yakni tiga tahun enam bulan.

Baca Juga: 10 Waktu Terkabulnya Doa, Nomor 6 yang Sering Kita Lupa

Karena mati dalam perjalanan menuju Mekkah untuk menginvasi kota itu, setelah sebelumnya berhasil menaklukkan Madinah.

Selain itu Yazid juga menelurkan kemelut politik yang semakin runcing di kalangan umat serta tragedi-tragedi memilukan sekaligus memalukan bagi umat Islam.

Salah satunya tragedi Karbala. Dalam tragedi itu, salah satu cucu Rasul, Husein bin Ali meninggal saat perang.

Baca Juga: 4 Cara Mengatasi Jahiliyah Modern, Nomor 3 Yang Paling Penting

Seperti diketahui Yazid bin Muawiyah menggantikan ayahnya sebagai khalifah pada usia 34 tahun. Khalifah kedua dalam Bani Umayah ini merupakan sosok kontroversial. Pasalnya, banyak umat yang menolak Yazid sebagai khalifah berikutnya.

Hal ini dikarenakan keengganan Muawiyah mentaati sistem kepemimpinan Islam yang dipilih oleh rakyat berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Yazid sendiri lahir dan besar dalam lingkungan istana dan hidup dengan kemewahan.

Para pendukungnya jelas kalangan istana dan elit pemerintahan. Sedangkan mereka yang menolak terutama terpusat di Hijaz, termasuk para pemuka Islam yang sangat disegani dan dihormati karena keluhuran pekerti dan imannya.

Baca Juga: 9 Manfaat Wudhu Bagi Kesehatan, Nomor 8 Tak Disangka terhadap Kulit

Husein bin Ali adalah cucu yang paling dicintai oleh Rasulullah. Lahir bulan Sya'ban tahun keempat hijriah, dari pernikahan putri Rasul, Fatimah dan Ali bin Abi Thalib.

Husein dan saudaranya Hasan merupakan cucu terakhir yang masih hidup setelah Rasulullah wafat. Di kelompok Syiah, Hasan dan Husein menjadi salah satu dari dua belas imam yang mereka agungkan, termasuk Ali dan Imam Mahdi. Husein berumur 54 saat syahid di Karbala, ketika dia dan rombongan hendak menuju Kufah.

Panggung politik Timur Tengah begitu panas kala itu. Begitu Yazid I dinobatkan sebagai khalifah oleh ayahnya, umat Muslim terbagi kedalam dua kubu; Syam dan Hijaz.

Baca Juga: Subhanallah, Manfaat Wudhu Ternyata Bisa Cegah Kanker Kulit Wajah

Penolakan paling keras terutama dilontarkan oleh Husein bin Ali dan Abdullah bin Zubair. Mereka menilai khalifah dipilih dengan cara yang tidak layak dan menyampingkan tradisi Arab maupun ajaran Islam tentang kepemimpinan.

Yazid I memerintah gubernur setempat kala itu, Marwan bin Hakam untuk “memaksa” penduduk Madinah dan Mekkah mengakui kekhalifahan.

Tetapi, penduduk Hijaz tetap menolak, mereka merasa masih banyak kalangan sahabat Nabi dan para tabi‘in yang lebih pantas menjadi khalifah.

Baca Juga: Catat! Olahraga Terbaik adalah Gerakan Sholat

Bahkan, Gubernur Kufah, Nukman bin Basyir malah menunjukkan dukungannya terhadap Husein bin Ali. Dia mengundang Ali dan pengikutnya ke Kufah untuk dibaiat menjadi khalifah umat yang baru.

Mendengar hal itu, Yazid I berang dan memecat Nukman, dan menggabungkan Kufah dibawah pemerintahan Gubernur Basrah, Abdullah bin Ziyad. Tak cuma itu, Yazid I juga memerintah pasukannya untuk menangkap Husein beserta pengikutnya.

Berita dikuasainya Kufah oleh pendukung Yazid I sampai juga ke telinga Husein. Ketika itu, mereka sudah di perjalanan.

Baca Juga: 6 Kriteria yang Berhak Mendapatkan Harta yang Sangat Kita Cintai, Nomor 3 Dapat Menyejahterakan Umat

Tak cuma berita tentang Kufah, ternyata Abdullah bin Ziyad juga menghukum mati utusan Husein, Muslim bin Uqail di Kufah.

Para rombongan pun mulai bimbang, beberapa menyarankan Husein untuk kembali ke Mekkah atau berbelok ke Yaman.

Tetapi, Husein tetap berkeyakinan bahwa penduduk Kufah masih mendukungnya, sehingga dia melanjutkan perjalanan.

Baca Juga: 3 Manfaat Puasa Daud Yang Bisa Mengantar Ke Surga

Dia juga membebaskan kepada para pengikutnya untuk tetap ikut atau kembali. Kini, rombongan Husein tinggal 70 orang yang melanjutkan perjalanan. Sesampainya di Karbala, mereka dihadang 2000 pasukan berkuda kiriman Yazid I.

Misi mereka tiada lain adalah menangkap Husein. Pertumpahan darah pun tak terhindarkan. Dalam pertempuran yang tak seimbang ini, hampir seluruh rombongan Husein gugur.

Termasuk Husein, salah seorang panglima Yazid I, Syammar bin Ziljausan langsung menyambar leher Husein dan mengambil kepalanya.

Baca Juga: 7 Arti Mimpi Ketemu dengan Orang yang Sudah Meninggal, Nomor 7 Jangan Sampai Deh

Melihat kejadian itu, pengikut Husein yang tinggal sedikit mundur dalam kengerian. “Seorang lelaki tua berteriak, ‘Hati-hatilah kalian, dia itu cucu Nabi. Demi Allah, aku pernah melihat wajah itu di cium oleh Rasulullah!’” tulis Mahmudunnasir.

Kepala Husein kemudian dibawa ke Damaskus. Ketika melihat itu, Yazid I bersedih dan menyesal. “Aku tidak pernah memerintahkan kalian untuk membunuhnya.

Demi Allah, bila aku ada di sana akan kuberikan apa pun untuknya,” ujar Yazid I sambil menangis, seperti yang ditulis Hepi Andi Bastoni dalam Sejarah Para Khalifah (2008). ***

Editor: Yusuf Ariyanto

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler