5 Etika Shalat Berjamaah, No 3 Harus Diketahui Pejabat

15 Desember 2020, 15:44 WIB
Ilustrasi shalat berjamaah di Masjid Al Haram*/ /Instagram/@khabib_nurmagomedov

BAGIKAN BERITA - Sholat berjamaah selain sebagai simbol keutuhan umat Islam, juga menghilangkan sekat perbedaan dan menjadi pemersatu serta memperkuat ikatan persaudaraan sesama Muslim.

Selain itu dalam sholat berjamaah harus memperhatikan beberapa etika. Hal itu dilakukan agar ibadah kita kian sempurna di sisi Allah. Berikut pemaparannya.

Sholat merupakan tuntunan ibadah wajib yang harus ditunaikan oleh seluruh umat muslim. Bukan tanpa alasan, sholat sendiri masuk dalam rukun islam kedua yang menjadi tiang agama sebagai wujud keimanan kepada Allah SWT.

Baca Juga: 7 Tips Cara Mengajarkan Anak untuk Sholat, Nomor 4 yang Paling Penting

Saking utamanya, sebagian ulama bahkan menyatakan bahwa sholat lima waktu wajib dikerjakan secara berjamaah bagi laki-laki muslim, serta berdosa jika meninggalkannya dengan sengaja.

Keutamaan sholat berjamaah ini amat besar, sebagaimana tergambar dalam sabda Nabi Muhammad SAW: "Sholat berjamaah lebih afdal daripada salat sendirian dengan perbandingan dua puluh tujuh derajat," (H.R. Muslim).

Sholat berjemaah selain sebagai simbol keutuhan umat Islam, juga menghilangkan sekat perbedaan dan menjadi pemersatu serta memperkuat ikatan persaudaraan sesama Muslim.

Baca Juga: Cara Membayar Fidyah untuk Pengganti Puasa Dilengkapi dengan Contohnya

Hal itu mengindikasikan pentingnya sholat berjamaah di masjid. Selain keutamaan pahala, sholat berjamaah juga menunjukkan kekompakan umat.

Seperti diisyaratkan oleh Rasulullah SAW, “... Hendaklah kalian selalu berjamaah karena serigala itu selalu menerkam kambing yang terpisah dari kelompoknya” (H.R. Ahmad, Abu Daud, dan Nasa’i).

Tentu saja, dalam sholat berjamaah pun kita patuh pada etika. Hal itu dilakukan agar ibadah kita kian sempurna di sisi Allah.

Baca Juga: 9 Bencana Pada Zaman Nabi, yang Bisa Diambil Hikmah Oleh Umat Manusia

Adapun beberapa etika yang perlu kita ketahui selama sholat berjamaah adalah sebagai berikut.

1. Raih saf utama dan merapikan barisan. Muslim meriwayatkan bahwa saf paling utama bagi laki-laki adalah yang terdepan, sedangkan bagi wanita adalah yang paling belakang.

Berlomba-lomba meraih saf terdepan juga dianjurkan oleh Rasulullah SAW, seperti sabdanya, “Seandainya mereka mengetahui keutamaan (pahala) yang diperoleh dalam saf yang pertama, niscaya mereka akan mengundi untuk mendapatkannya” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Baca Juga: 6 Adab Sebelum Tidur yang Dicontohkan Rasulullah Kepada Anak, Nomor 4 Tidak Diketahui Banyak Orang

Perkara kerapian barisan juga bukan urusan sepele. Pasalnya, Rasulullah SAW selalu mewanti-wanti umatnya agar selalu rapi dalam sholat berjamaah.

2. Jangan mendahului imam. Hal itu penting karena imam adalah simbol pemimpin dalam Islam. Bila kita tidak mau mengikuti imam, jelas barisan umat akan berantakan.

Jika sudah tidak terorganisasi dengan baik, bukankah akan lebih mudah dihancurkan oleh musuh-musuh Islam? Dalam sholat pun kita diajari mengenai manajemen kepemimpinan.

Baca Juga: 6 Tips Mengajari Anak Perempuan Untuk Berhijab Sejak Dini, Nomor 4 Paling Penting

“Sesungguhnya imam hanya untuk diikuti, maka janganlah menyelisihnya…” (H.R. Bukhari). Abu Bakr menjelaskan, imam dipilih untuk diikuti dan jangan kita mendustakan pilihan kita.

Artinya, bila kita merasa keberatan akan imam sholat karena keimanannya maka pilihlah yang terbaik imannya di antara mereka. Tetapi, bila seorang imam telah terpilih hendaknya kita mengikuti dia.

3. Tidak boleh menguasai tempat khusus. Masjid merupakan milik umat, bukan milik individu atau sekelompok orang. Sehingga, tidak dibenarkan dalam masjid membuat tempat khusus.

Baca Juga: 8 Tips Mendidik Anak Menjadi Pecinta dan Penghafal Alquran, Nomor 4 yang Paling Penting

Biasanya, kita akan dengan mudah menemukan kasus ini pada masjid-masjid yang biasa didatangi oleh pejabat negara.

Misalnya, salah satu saf bertulis “khusus presiden” atau “tempat sholat gubernur atau wali kota” apalagi bila ada saf bertuliskan “jamaah VIP”. Wah-wah, jelas hal ini sangat berlebihan.

Hal itu tidak diperbolehkan.

Abdurrahman bin Syubal r.a. mengatakan bahwa Rasulullah SAW melarang tiga hal di masjid, “Mematuk seperti burung gagak (dalam sujud), menghamparkan lengan seperti binatang buas, dan menempatkan seseorang pada satu tempat khusus untuk sholat seperti menempatkan seekor unta” (H.R. Nasa’i).

Baca Juga: Kisah Terbunuhnya Cucu Nabi dalam Tragedi Karbala di Hari Jumat

Jadi, bila Pak Gubernur terlambat datang dalam sholat berjamaah, dia harus mengambil saf di belakang.

4. Tidak lewat di depan orang yang sedang sholat. Bukhari dan Muslim meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda, “Seandainya orang yang lewat di depan orang yang sholat mengetahui (dosa) yang ditanggungnya, niscaya dia memilih untuk berhenti selama 40 ( tahun), itu lebih baik baginya daripada lewat di depan orang yang sedang sholat.”

Tentu saja, sebaiknya kita mengambil jalan lain di belakang mereka. Melangkahi seseorang yang sedang sholat juga bisa mengganggu konsentrasi yang bersangkutan.

Baca Juga: 10 Waktu Terkabulnya Doa, Nomor 6 yang Sering Kita Lupa

Sehingga, sangat wajar bila Rasulullah SAW menyeru agar kita memilih saf terdepan agar orang yang terlambat tidak mengganggu jamaah lain.

5. Membaca doa keluar masjid. “Wahai Allah aku meminta karunia-Mu” (H.R. Muslim). Doa keluar masjid sangat sederhana, tetapi mengandung makna yang mendalam.

Maknanya agar setiap ibadah yang kita lakukan selama di masjid dapat kita bawa hingga keluar masjid. Banyak ulama juga menganjurkan agar kita melangkah dengan kaki kiri saat keluar dari masjid.

Baca Juga: 4 Cara Mengatasi Jahiliyah Modern, Nomor 3 Yang Paling Penting

“Etika di dalam masjid merupakan perwujudkan akan niat baik kita untuk memuliakannya,” ungkap Abu Bakar.

Dia lebih lanjut menilai, melalui etika yang baik terhadap rumah-Nya secara tidak langsung kita menghormati pemilik-Nya.***

Editor: Yusuf Ariyanto

Tags

Terkini

Terpopuler