7 Tips Agar Harta Tidak Menyeret Anda ke Neraka, Nomor 4 yang Paling Mulia

22 Desember 2020, 10:28 WIB
Ilustrasi harta yang berlimpah*/ /Pixabay.com/

BAGIKAN BERITA - Selain mendatangkan manfaat, harta juga dapat membawa mudarat atau bencana jika kita tidak pandai memanfaatkannya

Harta adalah suatu aset kekayaan kebendaan yang dibutuhkan, dicari, dan dimiliki oleh manusia.

Harta dapat menjadi kebahagiaan dunia dan akhirat apabila digunakan dalam hal yang benar, sebaliknya jika digunakan dalam hal yang salah maka akan menjadi suatu keburukan seperti hal nya pisau terkadang pisau dapat menolong dan terkadang dapat membunuh.

Harta juga merupakan hal yang sangat penting bagi manusia karena dengan harta kita bisa memenuhi kebutuhan kita. Kita harus bisa mengelola harta kita dengan baik agar tidak salah dipergunakan dan mempergunakannya untuk hal yang bermanfaat.

Selain mendatangkan manfaat, harta juga dapat membawa mudarat atau bencana kalau kita tidak pandai memanfaatkannya.

Apa yang harus kita lakukan? Berikut beberapa tips yang harus Anda perhatikan yang telah dirangkum oleh tim redaksi Bagian Berita.

1. Pastikan kehalalannya

Kehalalan harus menjadi prioritas dalam mencari rezeki. Jangan sampai makanan yang masuk dalam tubuh keluarga kita berasal dari rezeki yang haram.

Dalam sebuah hadis ditegaskan bahwa setiap daging yang diberi makan dari yang haram, tempatnya adalah di neraka. Na'udzubillah.

Jadi sebisa mungkin, berbagai sektor kerja yag berbau haram atau syubhat harus kita hindari. Jangan tergiur mendapatkan uang atau keuntungan dengan mudah dengan menggunakan cara yang haram.

Insyaallah, rezeki yang sedikit tetapi diperoleh dengan cara halal, akan lebih berkah dan bermanfaat daripada hasil yang banyak namun diperoleh dengan cara haram.

2. Tidak mencintai duniawi secara berlebihan

Mencari fasilitas dunia sebagai sarana menggapai kehidupan ukhrawi sangat dibenarkan dalam literatur Islam.

Cinta dunia memang tidak dilarang. Yang tidak boleh adalah kecintaan terhadap dunia yang berlebihan hingga meletakkan kepentingan akhirat pada urutan yang kedua.

Rasulullah bersabda,  “Akan datang suatu masa dimana kamu akan diperebutkan oleh umat lain sebagaimana makan lezat diperebutkan oleh orang yang lapar."

Para sahabat bertanya:  ‘Apakah saat itu jumlah kami sedikit ya Rasulullah?’  Beliau menjawab:  ‘Tidak, bahkan jumlah kamu banyak, tetapi seperti buih di lautan, karena kalian terserang penyakit wahn.’ 

Mereka bertanya lagi:  ‘Apakah penyakit wahn itu ya Rasulullah?’  Beliau menjawab: ‘Terlalu cinta dunia dan takut kepada mati.’”  (HR. Abu Daud).

3. Tidak merugikan/menzalimi  orang lain

Keberkahan akan sulit kita peroleh bila cara mencari rezeki adalah dengan menzhalimi atau merugikan orang lain.

Berbagai praktik riba, penipuan, dan mengambil barang orang lain tanpa hak adalah cara-cara yang menzhalimi orang lain.

Allah melarang keras umat-Nya berbuat demikian. Selain itu kita juga harus ingat bahwa doa orang yang terzalimi akan dikabulkan oleh Allah. 

Jadi, bila orang yang kita zalimi itu mendoakan keburukan kepada kita, maka kemungkinan besar hal tersebut akan terjadi.

4. Memperbanyak Sedekah

Setelah gerbang ampunan terbuka, ibadah berikutnya yang bisa melebur dosa adalah sedekah, baik yang dilakukan dengan terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi.

Allah berfirman, “Jika kamu menampakkan sedekah(mu) maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagi kamu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu, dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah [2] : 271).

5. Membayar Zakat

Sedemikian penting fungsi zakat digambarkan dalam firman Allah: ”Ambillah zakat dari kekayaan mereka untuk membersihkan harta dan mensucikan jiwa mereka. Sesungguhnya doamu mendatangkan ketentraman bagi mereka.” (Q.S. At Taubah [9] : 103).

Maka zakat adalah kewajiban dipaksakan dan salah satu fungsinya adalah membersihkan harta dan mensucikan jiwa, serta merupakan ibadah harta yang berdimensi sosial.

6. Menyisihkan pendapatan untuk zakat

Hendaknya kita tidak menunggu uang sisa untuk berzakat. Sudah seharusnya setiap bulan kita menyisihkan 2,5 % penghasilan untuk berzakat.

Jadi di awal bulan, ketika Anda membuat anggaran untuk membeli bahan makanan, biaya listrik dan air, biaya sekolah, serta biaya transportasi dan komunikasi, anggarkan juga sejumlah uang untuk membayar zakat.

7. Bertakwa dan Tawakal kepada Allah

Halangan dan rintangan, adakalanya akan menyertai langkah kita dalam mencari rezeki. Kita harus bisa bersabar menghadapi semua itu. Pun harus tetap menjaga ketakwaan dan ketawakkalan kita.

Karena Allah berfirman, "...Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan jalan keluar baginya; dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperlua)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu." (QS. At-Talaq [65]: 2-3).

Demikian pula jika ternyata Allah memberi kita kelapangan, dan mempermudah jalan rezeki kita, maka kita tak boleh lupa untuk senantiasa mensyukurinya. Jangan sampai kemudahan itu melalaikan kita dari-Nya.***

Editor: Yusuf Ariyanto

Tags

Terkini

Terpopuler