Jokowi Minta DPR Revisi UU ITE, Rocky Gerung: Percuma Direvisi tapi Oposisi Tidak Diakui Pemerintah

16 Februari 2021, 20:15 WIB
Pengamat politik Rocky Gerung. /

BAGIKAN BERITA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk mengkaji ulang Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). 

Jokowi meminta DPR untuk revisi UU ITE dan menghapus pasal karet yang multitafsir. 

“Semangat awal UU ITE adalah untuk menjaga agar ruang digital Indonesia bersih, sehat, beretika, dan produktif. Kalau implementasinya menimbulkan rasa ketidakadilan, maka UU ini perlu direvisi,” ujar Presiden Jokowi di akun Twitter resminya @jokowi.

“Hapus pasal-pasal karet yang multitafsir, yang mudah diinterpretasikan secara sepihak," tambah Jokowi. 

Baca Juga: Pasar Kliwon Kudus Kebakaran, Berikut Penyebab Kebakarannya

Menanggapi hal ini, pengamat politik Rocky Gerung menanggapi rencana Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi berencana akan merevisi UU ITE jika tidak berikan rasa keadilan.

Rocky Gerung menilai hal tersebut hanya sekadar mengetes ombak untuk mengetahui respons dari masyarakat.

“Beliau sekadar tes ombak, seberapa serius tanggapan publik. Tapi saya anggap publik gak akan layani itu karena berkali-kali ombaknya ombak palsu. Jadi gak perlu terlalu diperhatikan lah. Ini angin sorga, banyak angin sorga akhir-akhir ini,” ujar Rocky Gerung, seperti dikutip Bagikan Berita dari kanal Youtube miliknya Rocky Gerung Official via Pikiranrakyat-Depok.com. 

Menurutnya, selama bertahun-tahun pemerintahan Jokowi, rakyat hidup di dalam gelombang ketidakpercayaan. Ia menuturkan, isu revisi UU ITE yang dihembuskan presiden hanyalah gelombang baru yang diciptakan untuk menutupi gelombang sebelumnya.

Baca Juga: Inilah Pengakuan Lesti Kejora Melihat Rizky Billar Bermain Sepak bola: Laki banget, Meleleh Hati Adik, Bang!

Lebih lanjut, pengamat politik yang juga seorang filsuf itu menerangkan bahwa UU ITE yang diterapkan di Indonesia hanyalah alat untuk mengendalikan oposisi.

“Jadi poinnya bukan pada undang-undang ITE, tetapi pada ada tidaknya oposisi. Kan percuma UU ITE direvisi tapi oposisi tidak diakui oleh pemerintah. Nah presiden Jokowi sendiri yang menyebutkan ‘negeri ini demokrasi kita tidak memerlukan oposisi, karena kita pancasilais,” ucapnya menjelaskan sebagaimana diberitakan Pikiran Rakyat Depok dalam artikel berjudul Nilai Sia-sia Jokowi Mau Revisi UU ITE, Rocky Gerung: Oposisinya Sudah Diserap Istana, Siapa yang Mau Bicara?

Cara berpikir Presiden Jokowi ini, kata Rocky Gerung, sudah final sehingga dengan kata lain presiden tidak menghendaki adanya oposisi. Ia lantas menyarankan agar Jokowi dapat memperbaiki caranya mengambil langkah di jalur demokrasi.

Baca Juga: Tiba-tiba Upin Upin Tumbuh Rambut, Ini Teaser dan Jadwal Tayangnya

“Bukan dengan mensponsori dinasti, bukan dengan mensponsori Omnibus Law, membiarkan korupsi di lingkaran dalamnya, jadi itu yang seharusnya diperbaiki, bukan sekedar ucapin UU ITE lalu semuanya simsalabim selesai, enggak,” kata Rocky Gerung menambahkan.

Menurutnya, masalah yang saat ini dihadapi lebih pemerintah lebih mendasar daripada UU ITE, yaitu tentang bagaimana istana menghormati oposisi. Ia lantas mengklaim akan percuma jika UU ITE direvisi nantinya, karena kebanyakan oposisi telah diserap ke Istana.

“Tapi oposisi sudah diserap ke istana, lalu siapa yang mau bicara? Enggak ada,” kata Rocky Gerung secara tegas.

Editor: Ahmad Taofik

Sumber: Pikiran Rakyat Depok

Tags

Terkini

Terpopuler